Ini Baru Namanya Green Canyon!

Senangnya bisa balik lagi ke Green Canyon dan melihat hijaunya sungai. inilah ketiga kalinya saya berkunjung kesini sebelumnya saya kesini dalam keadaan coklat kelat dan tak ada menariknya. saat itu Green Canyon benar-benar indah sekali. Cuacanya cerah walau sedang ramai-ramainya karena dalam libur lebaran. Untuk biaya sewa perahu saya lupa berapa kisarannya yang jelas karena libur lebaran jadi harga naik dua kalilipat.

banyak sekali mobil-mobil plat luar terutama dari jakarta dan bandung sebagai kota besar. banyaknya turis domestik dari kota besar membuat situasi Green Canyon sedikit Crowded dan agak tidak terkendali terutama soal menunggu kapal.

banyak yang tidak tertib antri, untung sistem penyewaan kapal yang baik tak membuat sampai rebutan kapal. petugas harus memakai pengeras suara dan memanggil nomor giliran naik kapal dan memberitahu berkali-kali kepada para pengunjung untuk siap-siap apabila sudah mendekati nomor gilirannya. Setelah mengantri cukup lama tiba giliran saya untuk naik perahu, saya mengambil posisi paling depan supaya bisa foto dengan view yang bagus hehehe.

Karena letak saya yang agak jauh membuat saya tak sempat tawar menawar soal harga Bodyrafting disana. Bu iis teman ibu saya malah iya-iya saja, padahal dia tidak tahu bisa ditawar lebih murah.

Indahnya Green Canyon benar-benar tiada duanya, berada di tengah-tengah tebing dengan sungai ditengahnya membuat refleksi bagi otak saya. kita di beri waktu satu jam untuk menerjang arus di Green Canyon. Batu demi batu kami lewati agar sampai keujung dan tak termakan arus sungai walau tak terlalu deras. Sesampainya di ujung saya benar-benar takjub dengan ciptaan Allah ini.

Sehabis Body Rafting

Kurang dari satu jam kami sudah balik menuju dermaga, ternyata kapal yang mengangkut kami tadi itu  berparkir di dermaga yang satu lagi. karena tidak mungkin untuk parkir di dalam cukang taneuh, terlalu padat.

karena darurat kapal yang mengangkut kami pun bukan kapal yang seperti berangkat, tak ada atapnya udara dingin begitu terasa, angin sepoy-sepoy serta gemercak air bergemuruh. di dermaga dua tersebut tak hanya sebagai tempat parkir kapal juga ada warung bagi mereka yang ingin istirahat sejenak. saya pun tak lama disana dan memutuskan untuk balik karena sudah kedinginan.

Eksotisnya Pantai Batu Karas

Setelah puas bermain air di Green Canyon, saatnya melanjutkan ke destinasi yang kedua yaitu Pantai Batu Karas. Letaknya sendiri tak jauh dari Green Canyon sekitar 500 Meter dari Green Canyon. dinamakan Karas mungkin karena banyak Karang-karang besar disana.

Jalanannya sangat kecil dan saya tak tahu ada angkot atau tidak menuju kesana karena saya sedang tidak naik kendaraan umun waktu itu. Kita akan melewati jembatan yang dibawahnya mengalir sungai yang tadi kita lewatin ke cukang taneuh lalu lalu kita disuguhkan pemandangan sungai yang bermuara ke pantai warnanya masih sama seperti green canyon yaitu hijau muara.

Sebelum Masuk ke pantai kita harus membeli tiket masuk. saya tak tahu harganya berapa, harga bervariatif tergantung kita bawa apa kesana, kalau bawa diri saja mungkin bisa lebih murah cuma cape jalannya.

Panas sekali memang saat itu namun tiba-tia udara begitu cepat berganti dingin di sore hari. Pantai batu karas tak sebesar pantai pangandaran, pantainya kecil dan membentuk teluk kecil dan di kelilingi karang-karang besar yang indah disisinya.

pasirnya memang tidak terlalu putih namun bagus dan ombaknya lumayan besar, tapi untuk ukuran Pantai Selatan Jawa, Ombak di pantai ini lumayan landai. Ada penjaga pantai yang senantiasa mengingatkan pengunjung untuk tidak berenang ke tengah pantai.

ternyata banyak juga bule-bule disana. sepupu saya pengen banget foto sama bule namun tak kesampaian karena mungkin malu kali ya minta  fotonya. waktu itu pengunjung pantai sangai ramai sekali seperti biasa mayoritas dari kota besar jakarta dan bandung.

 Ternyata makanan dan jajanan disana banyak, murah dan enak. saya sempat mencoba cimol disana dan berasa balik lagi ke jaman sd. niatnya saya ingin berjemur disana namun tak ada satupun orang yang berjemur akhirnya saya hanya di sekitar pantai saja. ingin main air namun tak ada baju lagi.

WOW!

Sore pun datang, petugas memperingatkan berkali-kali kepada pengunjung agar menjauhi sisi kiri pantai dan pindah ke kanan pantai. mungkin karena tertutup karang jadi di kanan pantai agak tenang ombaknya. namanya juga ombak selatan pulau jawa pasti tinggi.

satu persatu pengungjung pun berpindah dari kiri ke kanan. begitu sore tiba, situasi pantai yang rame berubah menjadi sangat sepi, karena berpacu pada waktu tak sampai melihat sunset saya sudah harus balik.

Ini Baru Namanya Green Canyon!

Senangnya bisa balik lagi ke Green Canyon dan melihat hijaunya sungai. inilah ketiga kalinya saya berkunjung kesini sebelumnya saya kesini dalam keadaan coklat kelat dan tak ada menariknya. saat itu Green Canyon benar-benar indah sekali. Cuacanya cerah walau sedang ramai-ramainya karena dalam libur lebaran. Untuk biaya sewa perahu saya lupa berapa kisarannya yang jelas karena libur lebaran jadi harga naik dua kalilipat.

banyak sekali mobil-mobil plat luar terutama dari jakarta dan bandung sebagai kota besar. banyaknya turis domestik dari kota besar membuat situasi Green Canyon sedikit Crowded dan agak tidak terkendali terutama soal menunggu kapal.

banyak yang tidak tertib antri, untung sistem penyewaan kapal yang baik tak membuat sampai rebutan kapal. petugas harus memakai pengeras suara dan memanggil nomor giliran naik kapal dan memberitahu berkali-kali kepada para pengunjung untuk siap-siap apabila sudah mendekati nomor gilirannya. Setelah mengantri cukup lama tiba giliran saya untuk naik perahu, saya mengambil posisi paling depan supaya bisa foto dengan view yang bagus hehehe.

Karena letak saya yang agak jauh membuat saya tak sempat tawar menawar soal harga Bodyrafting disana. Bu iis teman ibu saya malah iya-iya saja, padahal dia tidak tahu bisa ditawar lebih murah.

Indahnya Green Canyon benar-benar tiada duanya, berada di tengah-tengah tebing dengan sungai ditengahnya membuat refleksi bagi otak saya. kita di beri waktu satu jam untuk menerjang arus di Green Canyon. Batu demi batu kami lewati agar sampai keujung dan tak termakan arus sungai walau tak terlalu deras. Sesampainya di ujung saya benar-benar takjub dengan ciptaan Allah ini.

Sehabis Body Rafting

Kurang dari satu jam kami sudah balik menuju dermaga, ternyata kapal yang mengangkut kami tadi itu  berparkir di dermaga yang satu lagi. karena tidak mungkin untuk parkir di dalam cukang taneuh, terlalu padat.

karena darurat kapal yang mengangkut kami pun bukan kapal yang seperti berangkat, tak ada atapnya udara dingin begitu terasa, angin sepoy-sepoy serta gemercak air bergemuruh. di dermaga dua tersebut tak hanya sebagai tempat parkir kapal juga ada warung bagi mereka yang ingin istirahat sejenak. saya pun tak lama disana dan memutuskan untuk balik karena sudah kedinginan.

Pulau Lintas Batas Negara

Pulau Batam terletak di kepulauan Riau dan berbatasan langsung dengan singapura hanya dipisahkan dengan laut, membuat pulau ini menjadi berkembang dan tempat persinggahan sementara orang yang akan menuju atau balik dari singapura via kapal cepat. pulaunya pun sedikit lebih kecil dari singapura dan belum sepadat singapura.

ketika di pelabuhan singapura saya melihat orang indonesia memegang paspor hijau dengan memakai baju yang biasa daja namun membawa belanjaan yang banyak tanpa membawa koper satupun. lalu saya beranggapan mungkin dia adalah orang Batam. Enaknya ya jadi orang Batam pagi ke singapura malamnya balik ke batam. ketika itu hanya ada 3 warga Singapura yang ke Batam dengan kapal yang sama dengan saya berbanding terbalik ya dengan orang Indonesia yang ke Singapura melalui Batam jumlahnya sangat banyak.

Orang-orang di Jakarta kalau menyebut kata batam yang ada di benak mereka adalah barang BM-nya. memang iya plat nomornya batam adalah BM namun BM yang dimaksud adalah BlackMarket barang yang tanpa pajak. mungkin karena letaknya yang strategis dengan singapura membuat pulau ini banyak terdapat barang-barang yang tanpa pajak tersebut.

ternyata banyak wisata yang ditawarkan di pulau batam ini. Wisata belanja itu udah jelas ada juga wisata pantai dan juga jembatan barelang yang menghubungkan Batam dengan Rempang dan Galang. Pemrakarsa jembatan tersebut adalah Mantan Presiden Indonesia B.J Habibie. saya pun tidak kesana ketika berada di Batam, katanya sih menempuh perjalanan sekitar dua jam dari kota Batam. saya hanya berbelanja di sekitar Nagoya Hill saja dan berkeliling Kota Batam. 

Mobil-mobil asing banyak ditemui di Batam
Yang saya salut dari kota Batam itu tertibnya pengendara kendaraan disana. walau tak ada polisi tapi kendaraan disana rela antri di lampu merah. Kendaraan disana juga unik, banyak kendaraan yang saya tidak temui di sini tapi saya temukan di batam, mungkin kendaraan itu dari singapura karena waktu saya kesana melihat mobil jenis tersebut. 

disini lebih banyak orang membawa mobil dibandingkan motor. Yang saya salut dari Kota Batam adalah kendaraan parkir pada tempatnya juga tidak adanya pak ogah atau tukang parkir yang meminta uang parkir dijalan seperti dijakarta ataupun kota lainnya.

Pulau Lintas Batas Negara

Pulau Batam terletak di kepulauan Riau dan berbatasan langsung dengan singapura hanya dipisahkan dengan laut, membuat pulau ini menjadi berkembang dan tempat persinggahan sementara orang yang akan menuju atau balik dari singapura via kapal cepat. pulaunya pun sedikit lebih kecil dari singapura dan belum sepadat singapura.

ketika di pelabuhan singapura saya melihat orang indonesia memegang paspor hijau dengan memakai baju yang biasa daja namun membawa belanjaan yang banyak tanpa membawa koper satupun. lalu saya beranggapan mungkin dia adalah orang Batam. Enaknya ya jadi orang Batam pagi ke singapura malamnya balik ke batam. ketika itu hanya ada 3 warga Singapura yang ke Batam dengan kapal yang sama dengan saya berbanding terbalik ya dengan orang Indonesia yang ke Singapura melalui Batam jumlahnya sangat banyak.

Orang-orang di Jakarta kalau menyebut kata batam yang ada di benak mereka adalah barang BM-nya. memang iya plat nomornya batam adalah BM namun BM yang dimaksud adalah BlackMarket barang yang tanpa pajak. mungkin karena letaknya yang strategis dengan singapura membuat pulau ini banyak terdapat barang-barang yang tanpa pajak tersebut.

ternyata banyak wisata yang ditawarkan di pulau batam ini. Wisata belanja itu udah jelas ada juga wisata pantai dan juga jembatan barelang yang menghubungkan Batam dengan Rempang dan Galang. Pemrakarsa jembatan tersebut adalah Mantan Presiden Indonesia B.J Habibie. saya pun tidak kesana ketika berada di Batam, katanya sih menempuh perjalanan sekitar dua jam dari kota Batam. saya hanya berbelanja di sekitar Nagoya Hill saja dan berkeliling Kota Batam. 

Mobil-mobil asing banyak ditemui di Batam
Yang saya salut dari kota Batam itu tertibnya pengendara kendaraan disana. walau tak ada polisi tapi kendaraan disana rela antri di lampu merah. Kendaraan disana juga unik, banyak kendaraan yang saya tidak temui di sini tapi saya temukan di batam, mungkin kendaraan itu dari singapura karena waktu saya kesana melihat mobil jenis tersebut. 

disini lebih banyak orang membawa mobil dibandingkan motor. Yang saya salut dari Kota Batam adalah kendaraan parkir pada tempatnya juga tidak adanya pak ogah atau tukang parkir yang meminta uang parkir dijalan seperti dijakarta ataupun kota lainnya.