Sore itu kami yang terdiri dari 4 orang blogger telah tiba di sebuah lapangan besar tak seberapa jauh dari Cibubur Junction. Nampaknya, kami tiba lebih awal dari lainnya. Sebelum masuk, kami sempat mengganjal perut dengan satu mangkuk soto yang lezat. Saya melihat dengan jelas sebuah plang besar bertuliskan SOS Children.
Begitu kami masuk, terdapat beberapa rumah yang nampak sepi dari luar. Sempat berkeliling dan sampai akhirnya saya berhenti pada suatu rumah. Disana rupanya sudah hadir para Blogger lainnya, seperti mas harris, dll. Mereka duduk dengan khusyuk mendengarkan cerita dari seorang ibu asuh. Beliau adalah Arista Saragih.
Pertanyaan saya terjawab sudah. Jadi, SOS Children’s Villages adalah sebuah tempat yang mendukung hak-hak anak dan berkomitmen memberikan anak-anak yang telah atau beresiko kehilangan pengasuhan orang tua kebutuhan utama mereka, yaitu keluarga dan rumah yang penuh kasih sayang.
Seorang ibu asuh yang sangat tangguh. Banyak cerita suka dan duka selama menjadi ibu asuh, namun lebih banyak sukanya. Bagaimana Beliau mendidik, mendamping dan menjaga para anak asuhnya agar menjadi pribadi yang mandiri nantinya. Mendengar cerita beliau, saya jadi haru sekaligus takjub sama kerja keras beliau. Bisa dibilang, beliau adalah ibu yang sesungguhnya, walau bukan ibu kandung, tapi serasa anak kandung sendiri.
Hampir satu jam berselang, kami menyudahi sesi pertemuan dengan Ibu Arista Saragih. Selanjutnya, acara utama pun di mulai pada sebuah pendopo. Letaknya tidak seberapa jauh dari tempat Ibu Arista Saragih tinggal.
Untuk mengenalkan teknologi dan menunjang perpustakaan digitalnya, SOS Children’s Villages bekerjasama dengan Siegwerk mendirikan sebuah perpustakaan digital.
Siegwerk merupakan salah satu produsen international terkemuka, untuk tinta cetak dan solusi kemasan, label dan katalog. Siegwerk telah berpengalaman selama 180 tahun, memiliki keahlian mendalam mengenai prosedur cetak, dengan layanan berkualitas tinggi, sesuai filosofi-nya “Ink, Heart and Soul”.
Acara dimulai dari pertunjukan dari beberapa anak dari SOS Children’s Villages Jakarta menarikan tarian dari Riau. Selanjutnya dua anak menjemput Herbert Forker, CEO Siegwerk dan Gregor Hadi Nitihardjo, Direktur Nasional SOS Childern’s Villages Indonesiauntuk menari, dan suasana pun penuhriang.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Herbert Forker, CEO Siegwerk.
“kami memutuskan untuk mendukung SOS Childern’s Villages untuk meningkatkan standar digitalnya dengan meningkatkan perpustakaan yang ada menjadi fasilitas digital,” jelas Forker.
Kini di 15 rumah keluarga di SOS Childern’s Villages Jakarta, telah dilengkapi perangkat komputer, akses internet serta jaringan ke perpustakaan. Selain itu, perpustakaan digital yang baru dibuka akan berfungsi sebagai pusat pembelajaran komputer bagi anak SOS yang membutuhkan pelatihan.
Selain itu, sempat juga menjajal teknologi video call dari dua rumah asuh. Saking antusiasnya, anak-anak di rumah asuh sampai kegirangan. Karena ada sedikit kendala teknis, sehingga komunikasi kurang berjalan dengan lancar. Selain untuk komunikasi seperti video call, ada salah satu keluarga SOS Jakarta yang memanfaatkannya untuk berjualan online. Sungguh hebat idenya.
Dalam pemaparannya, Hardi menyampaikan, bahwa lebih dari 64 juta anak muda di seluruh dunia menganggur dan banyak lagi yang tidak memiliki penghasilan cukup untuk membangun kehidupan yang stabil dan mandiri.
Siegwerk tidak berhenti pada penyediaan fasilitas internet saja, namun juga mengirimkan karyawan sebagai mentor para remaja SOS Jakarta dqan dibantu pihak eksternal. Sebagai bagian dari pelatihan, Siegwerk juga menyelenggarkan pelatihan karir, kelas TOEFL bahasa Inggris, program magang, pelatihan kewirausahaan.
Dewasa ini, internet memang menjadi tumpuan utama para penggiat teknologi digital. Terlepas itu semua, dengan adanya fasilitas perpustakaan dan internet di SOS Children’s Villages Jakarta diharapkan menjadi awal yang baik terutama untuk penunjang kinerja dari rumah asuh. Terlebih, banyak tugas sekolah yang membutuhkan internet, juga sebagai modal pengetahuan anak akan ilmu pengetahuan.