Sudah sejak lama, sampah menjadi masalah yang pelik bagi kehidupan di perkotaan. Khususnya di kota besar, seperti Jakarta, Bandung atau Surabaya. Bahkan bukan hanya diperkotaan, masalah sampah ini menjadi isu nasional di berbagai daerah. Sebut saja tumpukan sampah yang ada di TPST Bantargebang Setara Gedung 16 Lantai sumber: sindonews.com. Bukan tidak mungkin, kedepannya TPST Bandargebang sudah tidak bisa menampung sampah kiriman dari Jakarta lagi.
Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang gemar membuang sampah seperti plastik, styrofoam secara sembarangan yang menjadikan lingkungannya menjadi tercemar oleh adanya tumpukan sampah. Bukan tidak mungkin, akibat pengelolaan sampah yang tidak baik akan menjadi bencana di masa depan seperti banjir, penyakit demam berdarah, atau masalah lainnya yang ditimbulkan akibat kurang baiknya sanitasi dan kebersihan.
Oleh karena itu, lingkungan yang sehat merupakan salah satu kunci dalam mencapai kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera. Makanya, generasi muda sangat diharapkan dapat menjadi penggerak atau pelopor guna menumbuhkan rasa peduli lingkungan terhadap masyarakat luas di seluruh wilayah Indonesia.
Beruntung ada seorang anak muda bernama Amilia Agustin yang peduli dengan isu sampah ini. Rasa peduli Amilia terhadap lingkungan memotivasinya untuk melakukan tindakan yang bermanfaat. Awalnya, ia melihat sampah berserakan di sekitar sekolahnya dan memiliki keinginan untuk menjaga lingkungan sekitarnya agar bersih dan bebas dari sampah.
Seorang siswi SMA Negeri 11 Bandung, Jawa Barat, aktif di berbagai kegiatan, antara lain Kelompok Ilmiah Remaja, Matematika Club, Komunitas Sahabat Kota, Balad Kuring, Kebunku, serta Archipelago. Anak tertua di keluarganya ini juga aktif mengampanyekan pengelolaan sampah kepada warga sekolah dan masyarakat di sekitarnya.
Bermula dari obrolan dengan teman-temannya pada 2008, ketika mengajukan proposal program Karya Ilmiah Remaja “Go To Zero Waste School” kepada Program Young Changemakers dari Ashoka Indonesia.
Program itu diinisiasi pada 2005 untuk membuka peluang bagi kaum muda usia 12-25 tahun mempraktekkan prinsip-prinsip sosial entrepreneurship. Tujuannya, menciptakan pemimpin di masa datang yang mampu membuat perubahan.
Proposal proyek “Go To Zero WasteSchool” dengan biaya operasional Rp. 2,5 juta akhirnya disetujui. Proyek pengelolaan sampah ini terbagi dalam empat bidang, yaitu untuk sampah anorganic, organic, tetra pak, dan kertas.
Program Go To Zero Waste School yang diplopori oleh Amilia Agustin dan kawan-kawannya sangat berdampak baik pada aspek sanitasi lingkungan. Hal itu lantaran berbagai upaya yang telah mereka lakukan tersebut tentunya dapat mengurangi jumlah timbunan sampah yang ada.
Bahkan, program yang dipelopori oleh Amilia itu juga berpotensi menjadi ladang berkah bagi masyarakat. serta dapat membuka lapangan pekerjaan baru berupa wirausaha ekonomi kreatif. Selanjutnya, masyarakat diharapkan dapat menjual ragam produk bernilai dari hasil olahan limbah yang ada.
Seperti yang Kita tahu bahwa sampah anorganik mengandung material yang tahan lama dan sulit untuk dimusnahkan seperti plastik, karet, kaleng, kaca, dan logam. Selanjutnya, jika kita mengolah suatu barang dari sampah anorganik tentunya memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar. Berkurangnya jumlah timbunan sampah anorganik membuat lingkungan makin sehat dan hijau tentunya.
Dalam proyek pengelolaan sampah ini, mereka mengumpulkan sampah, memilahnya menjadi sampah anorganik, organik, tetra pak, dan kertas, lalu mendaur ulangnya menjadi barang yang berguna atau memiliki nilai ekonomis. Misalnya, sampah organik diubah menjadi pupuk kompos, dan limbah kain perca digunakan untuk membuat tas yang memiliki nilai ekonomis.
Amilia Agustin adalah contoh nyata bahwa perubahan positif untuk lingkungan dan masyarakat dapat dicapai dengan konsistensi dan kerja sama. Ia memberikan inspirasi serta semangat bagi generasi muda untuk ikut serta dalam menjaga lingkungan dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik dan tentunya untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Selamat untuk Amilia Agustin atas meraih penghargaan fantastis dari #AstraIndonesia di usia yang cukup muda yaitu 14 tahun saat itu. Yuk, anak muda lainnya bisa menjadikan Amilia Agustin sebagai role model dan berinovasi dalam perubahan untuk kebaikan bersama