Sentosa Island Pulau Seribu Rekreasi

Mendengar Sentosa Island pasti tak bisa lepas dari keberadaan Universal Studio nya. Banyak tempat menarik di pulau yang terpisah dari Pulau Utama Singapura ini. tak hanya Universal Studio saja. Untuk mencapai pulau ini bisa dengan perjalanan darat dengan Bus, Taxi atau kendaraan pribadi, bisa juga dengan kereta gantung atau Monorail, naik dari vevo city.

Banyak juga orang Indonesia rupanya disini, karena memang dekat dengan pelabuhan yang dari dan menuju Pulau Batam dan Pulau Bintan. Sempat juga bertemu beberapa orang dari tanah air di Lambang Universal Studio lalu ketika ingin naik monorail ketemu lagi dengan orang-orang dari tanah air, rasanya saya tak seperti di negeri orang.

Ketika kami menuju ke Pulau itu, kami di beritahu oleh jufri bahwa akan berfoto-foto di sekitar Universal Studio,  pertanyaan saya dalam hati “emang ga bayar ya masuknya?”, Lalu saya pun mendengarkan penjelasan jufri tentang pulau itu.

Begitu dijelaskan oleh Jufri, ternyata orang-orang Indonesia yang foto-foto disana itu tidak semuanya mereka itu masuk benar-benar ke arena Universal Studio, bisa jadi hanya berfoto-foto aja di tulisannya itu. wah saya benar-benar tertipu ya selama ini, saya sangka mereka benar-benar masuk kedalamnya. Kita juga bisa berjemur disana, kalau kata jufri di pulau itu banyak ikan asin berjemur, ngegaring aja si jufri itu bisanya. ada pantai juga disana dan kita bisa berjemur disana atau bermain permainan laut lainnya. Sentosa Island juga ada Sentosa Cineblast, Sentosa Luge & Skyride, The Merlion Tower yang sangat tinggi dll. 

Hanya sekedar foto tidak masuk kedalam :p

Anak-anak tampak kegirangan main di air mancur
Casino di Sentosa Island

Banyaknya tempat rekreasi di pulau ini maka saya sebut aja pulau seribu tempat rekreasi karena semua ada disini. Sampai anda yang doyan judi pun ada tempatnya disini dan tak akan ada larangan disini, Judi halal di Singapura asal pada tempat yang telah di sediakan.

Ternyata setelah dengar dari penjelasan Jufri, warga singapura yang mau judi sendiri sangat mahal harganya untuk masuk, berbanding terbalik dengan orang asing yang ingin bermain judi. Malah katanya si jufri kita boleh masuk kedalam gratis tapi harus memberikan bukti paspor, entah benar atau tidak omongannya dia. Letaknya sendiri berada dibawah tanah, Jadi yang lucu dari sini, Ibunya belanja karena memang ada mall disini, anaknya main di Universal Studio bapaknya Main Judi dibawah tanah itu.

Lagi-lagi karena masalah waktu, kami harus segera meninggalkan pulau itu. Setelah berputar-putar di sana kami akhirnya kembali ke Pulau Singapura dengan menggunakan Monorail. Naik dari Imbiah Station, tak butuh waktu lama kami tiba di station itu karena berdekatan dengan The Merlion Tower yang tinggi itu.

Patung Merlion yang sangat tinggi
Monorail menuju VevoCity

Pertama kalinya saya naik kendaraan satu itu. ternyata kita tidak seenaknya saja mengantri ada aturan khusus yaitu kita diri si samping jalur untuk keluar. saya tadinya main diri aja di depan pintu khusus keluar, eh disuruh minggir sama jufri.

Lalu tibalah Monorail yang akan mengantarkan kita ke Vevo City, tak sampai berdesakan masuknya tak seperti naik kereta menuju bogor ya. lalu tibalah kami di stasiun pertama, penumpang turun sebagian, akhirnya sampailah kami di Vevo city. Disaat orang-orang keluar dari monorail saya masih saja nongkrong di dalam monorail itu. Setelah sadar ternyata udah mentok sampai vevo city saja dan tak ada terusannya.

Vevo City mal terluasdi Singapore

Vevo city sendiri adalah sebuah mall terluas di Singapura, walau tak terlalu tinggi tapi luasnya minta ampun. Mal ini terintigrasi dan tersambung dengan Singapore harbour. lalu kami menuju tempat bus kami parkir dan langsung menuju Singapore Harbour untuk menuju ke Pulau Batam. Oh iya, bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke Malaysia, bisa juga dengan Bus, saya banyak melihat bus menuju Johor di Sentosa Island atau dengan Kapal di Singapore Harbour.

Menggembel di Bandung

Kami memutuskan untuk ke Bandung setelah dari air terjun cibereum Cibodas. Keputusan itu diambil karena kami ingin jalan-jalan yang seru namun sudah bosan dengan daerah puncak dan sekitarnya. sebelumnya kami berniat ke bandung karena teman kami azhari ada tantenya tinggal di bandung namun sang tante sedang berada dijakarta. saya dan noviar sudah coba menanyakan hotel murah atau kos-kosan sehari di bandung namun tidak mendapatkan infonya. dengan pengetahuan yang kurang kami nekad ke bandung lalu ke kawah putih.

Setibanya di Bandung Akhirnya kami berhenti di mesjid raya. Setelah istirahat sebentar, kami makan malam didaerah jalan dalem kaum tak jauh letaknya dari mesjid raya bandung. karena toko-toko sudah banyak yang tutup akhirnya kami ke warung nasi goreng dan mie kocok bandung. makanannya biasa saja tak terlalu istimewa namun ternyata pada terkesima sama cewek-cewek bandung yang putih dan cantik. memang iya banyak sekali mungkin karena udara yang sejuk.

Kami ditawari oleh akang tukang parkir ingin menginap di mesjid, saya baru tahu kalau disini kita bisa menginap dan kesempatan itu kami pakai sebaik-baiknya karena kami tak tahu harus menginap dimana. ternyata colokan listrik di mesjid raya pun banyak sekali namun hanya ada satu tempat yang boleh entah kenapa. ketika didalam mesjid, teman saya rewel sekali membahas tentang rencana ke kawah putih, dia tidak sependapat dengan lainnya dan memilih untuk balik ke jakarta. memang dia di telpon terus sama orang tuanya untuk segera balik dan hal tersebut membuat kami berfikir dua kali untuk pergi ke kawah putih alasan lain karena jauh.

Ternyata kita menginap di mesjid itu bukan di dalamnya melainkan diluar mesjid. suasana dingin sangat terasa karena kami tidur di lantai mesjid yang berbahan marmer ditambah lagi hujan baru saja mengguyur bandung. disana banyak orang-orang juga menginap juga, perempuan maupun laki-laki. saya sempat ngobrol sama orang yang  lagi charger hpnya dia dari solo dan ke bandung karena ada seminar. jadi tak semua orang yang nginap di mesjid ini orang-orang yang tak punya rumah. baru pertama kali ini saya nginap ditempat seperti itu kesan pertama adalah takut hp hilang atau dompet karena tempatnya sangat terbuka orang apa saja bisa masuk untung bandung dingin jadi tak ada nyamuk disana.

Pukul 12 malam saya bangun dan tiba-tiba melihat orang yang sedang sholat di depan teman-teman saya yang sedang tidur saya pun sempat minggir orang itu masih saja sholat entah sholat apa lama sekali dan terus menerus. setelah semua bangun kami memutuskan untuk pulang ke jakarta, keputusan itu diambil atas kesepatakan kita semua. akhirnya kami pun balik dan meninggalkan bandung.

Ngebolang ke Cibodas

Cibodas adalah sebuah kawasan wisata di daerah puncak. disana ada gunung gede pangrango dan kebon raya cibodas. waktu itu kami memutuskan ke air terjun cibereum letaknya di kaki gunung gede pangrango. saya sendiri belum pernah kesana walau sudah pernah ke kebun raya cibodas.

waktu perjalanan sekitas tiga  jam dari jakarta dengan motor, touring kembali saya akhirnya. puncak tak sejauh anyer atau carita namun macetnya itu yang bikin orang bisa menempuh lebih lama dari pada ke anyer atau carita. beruntunglah saya berangkat malam hari situasi jalanan ramai namun sangat lancar.  banyak juga orang yang pergi ke puncak pada malam hari agar tak terkena macet pada siang-sore hari.

tempat menginap semalam di warung 

Setibanya sekitar pukul 4 pagi saya langsung menuju warung di sekitar cibodas untuk menikmati semangkuk indomie. makan indomie dikala dingin benar-benar sangat nikmat sekali. ternyata saya tak menginap di hotel atau villa tapi menginap di warung tersebut. saya baru tau ada satu ruangan kecil di belakang warung yang suka di gunakan oleh orang-orang yang berkenjung kesana, kita tidak perlu membayar juga tak apa-apa asal kita membeli sesuatu diwarung tersebut. ruangan tempat tidurnya pun lumayan lah untuk semalam walau tak ada kasur yang empuk dan bantal yang nyaman.

Pagi hari sekitar jam 8 pagi kami siap-siap menuju ke curug cilember. pagi itu dingin sekali, saya tak sempat makan maupun minum hanya berbekal se-plastik roti saja. masuk ke dalam kita dikenakan biaya sekitar Rp 6000an saya lupa lebih jelasnya. perjalanan untuk sampai ke curug cilember sekitar 1 jam itu perjalanan normal tanpa istirahat.

ketika masuk kita disuguhkan dengan tanjakan anak tangga yang tinggi menjulang keatas ribuan anak tangga kita harus naiki. super duper cape karena saya sudah lama tak berolahraga dan belum makan dan minum juga. sepanjang jalan kami banyak melakukan istirahat Apalagi dengan Azhari yang bertubuh super subur, dia banyak sekali istirahatnya membuat dia jauh tertinggal dari yang lain, akhirnya saya, shihab, dhani dan noviar setia menunggu dia dan membantunya berjalan diantara terjalnya tanjakan.

Curug Cilember

Setibanya di curug cilember kami disuguhkan pemandangan yang indah air terjun yang menjulang tinggi. ada dua air terjun ternyata di sana yang satu air terjun cilember yang satu entah apa namanya air terjunnya tak terlalu tinggi, namun kita bisa sekedar berendam kaki ataupun bermain air disana, saya pun sempat merendamkan kaki disana, airnya yang dingin begitu bikin saya menggigil kedinginan. Setelah berlama-lama disana kami pun balik.

Cape sekali rasanya harus balik dan menuruni ribuan anak tangga. satu jam lebih bahkan nyaris dua jam kami tiba di tempat loket pembelian tiket masuk kami langsung mencari makan dan ada ibu-ibu yang menawarkan nasi kuning yang nikmatnya subhanallah ditambah harganya sangat murah cuma Rp5000 kalah deh makanan eropa atau yang lainnya mungkin karena situasi lapar apa saja makanan jadi nikmat.

Eksotisme Gunung kidul

Pantai Kukup

Gunung Kidul sendiri sebuah kabupaten di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan berbatasan langsung dengan jawa tengah. Letaknya berada si sebelah barat DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta). butuh waktu 2 jam perjalanan dari pusat kota Yogyakarta untuk sampai ke gunung kidul.

banyak sekali objek wisata yang belum dikenal publik salah satu contohnya pantai-pantai sepanjang gunung kidul tak kalah indah dengan pantai di bali atau lombok walaupun ombaknya sangat tinggi namun suasanya sangat nyaman dan asri. Yang saya salut sama provinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) adalah jalanannya sangat bagus dan terawat. sampai keujung kampung pun jalanannya masih bagus dan tidak ada lubang maupun bergelombang.

Bila kita mengunjungi pantai di selatan gunung kidul maka kita akan menemui Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Sepanjang, Pantai Krakal dan Pantai Sundak serta sebuah  Gua Seropan semuanya itu tersedia dalam satu wilayah  serta 1 tiket masuk. 

Waktu saya berkunjung kesana memakai kendaraan pribadi dan tidak menemukan adanya transportasi umun menuju ke pantai tersebut serta daerahnya masih sangat sepi karena mungkin saya berkunjungnya diwaktu-waktu weekday, namun kita bisa menyewa mobil atau motor menuju kesana. Harga tiketnya lumayan murah serta masih sangat terawat.

Menurut penduduk sekitar istilah kukup adalah tertutup karena memang pantai ini seperti tidak terlihat ada pantai karena tertutup oleh tebing-tebing yang tinggi, namun apabila kita telusiri lagi ternyata ada pantai yang sangat cantik dan bersih. pasirnya yang putih dan terdiri dari tebing-tebing membuat kita seakan-akan berada di tanah lot (bali).

namun karena berada di selatan jawa yang berbatasan langsung dengan samudera hindia, ombak pantai kukup sangat tinggi, jangan sekali-kali berenang disana. Saya sendiri sudah diperingatkan oleh warna sekitar untuk tidak berenang ada juga plang yang memberitahu jangan berenang namun bukan alasan untuk tidak menikmati pantai kukup.

kita bisa mengunjungi bale yang berada di tebing dan bisa melihat sekitaran pantai kukup serta pantai lainnya di sekitar sana. ada sebuah pantai di sebelah timur pantai kukup dan masih sangat sepi namun saya tidak tahu itu pantai apa karena letaknya benar-benar terpencil kita seperti berada di tengah-tengah pegunungan batu.

Pantai Baron

Pantai Baron terletak di sebelah barat pantai kukup letaknya agak jauh dari kukup, namun tidak kalah indahnya dengan pantai kukup. perahu-perahu nelayan yang sedang bersandar di pantai serta pegunungan tepi pantai sangat indah serta terdapat rumah makan makanan laut disekitar pantai baron, sehingga tidak hanya wisata pantai kita juga bisa mencicipi kuliner.

ombak di pantai baron tidak terlalu besar seperti di pantai kukup karena mungkin terhalang oleh tebing namun bukan alasan kita bisa berenang disana, plang larangan berenang pun masih berpampang dan banyak sekali kejadian orang hilang tertelan ombak pantai selatan.

Saatnya Gowes to Museum

Gowes To Museum adalah sebuah program yang diadakan oleh Komunitas Historia Indonesia, Saya sendiri sudah mengenal komunitas ini dari pameran pariwisata di central park, ketika itu unik sekali ada komunitas yang bergelut di bidang sejarah, saya yang juga menyukai sejarah, sempat berniat untuk ikut komunitas tersebut namun tidak jadi.

ketika saya iseng-iseng googling, eh ketemu dengan website http://www.komunitashistoria.org/ lalu disana saya melihat ada kegiatan gowes to museum. Menarik juga ya karena selama ini saya hanya gowes ya gowes aja paling ke HI kadang ke monas Pulang cuma dapet keringat dan cape. Dengan memanfaatkan moment CFD (Car Free Day) kita tak hanya berolahraga namun juga mendapatkan ilmu sejarah.

Berkumpul di Bundarah HI untuk meeting point, Saat itu datang sekitar jam 8 pagi lalu kami bertemu dengan Kang Asep, beliau adalah ketua komunitas Historia Indonesia, saya sendiri baru tahu kalau beliau sebelumnya masuk jadi pembicara di Kick Andy, wah hebat ya. Kita akan jalan ke museum sekitar jam 9 pagi. 
Disaat menunggu yang lain kami berkeliling di bundaran HI dan berfoto-foto disekitar sana. Setelah semua berkumpul kita mulai perjalanan ke Museum, saat itu saya belum tau akan ke museum mana, kang asep sebagai Pembimbing kami menceritakan sejarah jalan M.H.Thamrin serta sejarah jakarta lainnya. Kami Sempat Berfoto di Patung Jendral Sudirman kang asep juga menceritakan tentang Jendral Sudirman. Pokoknya sepanjang jalan itu kami benar-benar seperti sedang belajar namun dalam keadaan gowes sepeda. 

Foto Bersama Komunitas KHI 

Tibalah kami di Museum yang akan kami singgahi, ternyata kami ke Museum Polri, letaknya tak jauh dari Mabes Polri hanya bersebrangan. ternyata disana sudah ada orang lain juga yang ingin ikut ke museum walau tak gowes. Sebelum masuk kita beristirahat dulu sambil menjelaskan nama masing-masing serta tempat tinggal.

Tibalah saatnya untuk masuk Museum, sebelumnya kita diharuskan untuk mengisi buku tamu, dan ternyata kita gratis masuk ke museum itu. Museumnya pun bagus, Udaranya dingin dan tertata rapi, tidak seperti museum pada umumnya deh. disana kami dijelaskan oleh Polwan tentang sejarah Polisi Indonesia mulai dari masih bergabung dengan TNI sampai menjadi POLRI.

Orang-orang di museumnya baik sekali sampai kami diijinkan untuk menonton sebuah video tentang sejarah kepolisian di lantai paling atas Museum Polri itu. nikmat sekali memang sudah masuk gratis plus nonton bioskop pula hehe soalnya ruangannya benar-benar seperti bioskop.

Setelah dari Museum Polri kami diajak Kang Asep untuk makan disekitar Mesjid Agung Al Azhar. saya, Noviar dan Topik serentak memesan ketoprak dan kelapa muda. kami duduk terpisah dengan kang asep lalu sempat ngobrol juga sama anggota komunitas KHI, dia ternyata masih SMA walau mukanya keliatan tua sih.

Recomended untuk Es Kelapa Muda di depan Mesjid Al Azhar, enak banget apalagi dicampur sirup, benar-benar pelepas dahaga banget abis gowes kan pasti cape apalagi udara jakarta saat itu panas banget. ukurannya yang besar membuat puas meminumnya. Sehabis makan dan minum Saya, Topik dan Noviar memutuskan untuk balik dan ijin sama kang asep yang memang belum balik saat itu.