ujan di pertengahan November ini memang membuat aku sedikit effort bila bepergian. Payung dan jas hujan tidak pernah lupa dibawa. Berita banjir tersiar di layar kaca, membuat aku resah bila membuat janji dengan kawan di luar sana. Bukan hanya takut telat, tapi malah ga bisa pulang. Ya, memang akses di jalan rumahku yang berada di Sungai Pesanggrahan sangat rawan sekali bila hujan deras menerjang, juga dengan kiriman “air” dari Bogor yang biasanya suka mampir bila di hulu sedang badai.
Ya, segala Aktivitas November ini membuat aku berdiam diri saja di Rumah. Ya, nonton film adalah jalan “ninja” bagiku. Beruntung, aku mempunyai wifi rumah yang cukup lancar akses internetnya. Balik lagi tentang film tadi, ada beberapa referensi film yang aku pernah tonton dan beruntungnya film tersebut masuk nominasi FFI (Festival Film Indonesia). Sebut saja Ngeri Ngeri Sedap, Mencuri Raden Saleh, Miracle In Cell No.7, Losmen Bu Broto. Dari semuanya, aku paling tertarik dengan Mencuri Raden Saleh.
Saat rilis awal film Mencuri Raden Saleh,itu aku masih tinggal di Kota Bitung. Sebuah kota dengan pelabuhan terbesar kedua di Sulawesi. Beberapa film terbaik muncul di bulan yang samaitu, namunsalah satu yang terbaik adalah Mencuri Raden Saleh adalah karya yang benar-benar mencuri perhatianku. Ya, aku menontonnya di bioskop lokal di tengah kota Bitung. Walau bioskop lokal, tapi antusias penonton memang tidak diragukan, banyak dari mereka yang memang penasaran dengan film bergenre heist ini.
Sedikit kisah tentang film Mencuri Raden Saleh, bisa dibilang salah satu alternatif tema baru dalam menonton film. Ya, kita tau mayoritas tema film di Indonesia memang tidak banyak. Kalau enggak percintaan, komedi atau horror. Tapi heist ini membawa angin segar bagi perfilman Indonesia.
Mencuri Raden Saleh merupakan mahakarya dari Angga Dwimas Sasongko. Dipilihnya lukisan Penculikan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh, karena lukisan tersebut menjadi karya legendaris dengan nilai yang paling mahal di Indonesia saat ini. Karya aslinya sendiri terpajang Lokasinya berada di Istana MerdekaNegara, Jakarta. Ide brilian dari sang sutradara yang menjadikan cerita ini seru. Karena kita tau, pengamanan di Istana Negara memiliki protokoler luar biasa ketat. Tapi ada satu momen dimana lukisan dan karya di Istana Negara ini biasa dipamerkan di Galeri Nasional Jakarta. Dari sini, jalan cerita untuk mencuri lukisan dimulai.
Total ada 6 pemuda yang berkumpul untuk satu misi yaitu pencurian lukisan asli dari Raden Saleh tersebut. Keenam pemuda tersebut adalah Piko (Iqbaal Ramadhan), Ucup (Angga Yunanda), Fella (Rachel Amanda Aurora), Gofar (Umay Shahab), Sarah (Aghniny Haque), dan Tuktuk (Ari Irham).
Yang bikin seru jalan cerita ini adalah, mereka semua sangat mendalami peran masing-masing. Seperti Piko yang berperan sebagai seorang pelukis. Dia yang membuat lukisan palsu yang nantinya akan ditukarkan dengan lukisan asli. Atau Tuktuk sebagai driver yang sangat handal, bahkan bisa membawa truck dan ngedrift mobil segala.
Durasi film ini bisa mencapai 3 jam. Tapi tenang aja, 3 jam tersebut ga akan berasa karena saking seru sepanjang cerita di film ini. Apalagi ada adegan berantem segala yang diperankan oleh Sarah. Atau sang ratu judi alias Fella yang lihai dalam memainkan kartu dan pintar bernegosiasi dengan siapapun.
Selain film Mencuri Raden Saleh, aku baru-baru ini menonton film ngeri-ngeri sedap di netflix. Beruntungnya wifi rumah yang stabil, menonton film pun tidak perlu takut akan loading atau buffering. Sudah sejak lama wifi rumah aku memakai IndiHome sebagai provider internet terpercaya dari Telkom Group.
Selain nonton film, aktivitas November aku memang lebih banyak di rumah, dengan menonton serial, atau youtube tentang bertanam hidroponik. Ya, karena lebih banyak waktu di rumah, aku jadi bisa produktif dengan bertani dari rumah, hehe. Itulah sekelumit kisah aku di bulan November. Walau di rumah aja karena hujan, tapi tetap produktif dan seru dengan film-film terbaik.
Ulasannya keren
terima kasih, mas