Joglo Beer, Tempat Asik Menikmati Kuliner Solo

Selain terkenal akan budaya dan adat istiadatnya, Surakarta atau solo juga terkenal akan kulinernya yang sangat melegenda. Sebut saja serabi solo, selat solo, tengkleng, dan masih banyak lagi. Beragam kuliner yang ada di Solo, membuat saya ingin segera berkunjung kesana, ditambah banyak wisata museum dan sejarah yang  banyak tersebar di kota sarat akan budaya ini. Eits, bagi kalian khususnya di Jakarta selatan ga perlu jauh-jauh untuk menikmati kuliner Solo yang lezat, karena di daerah Kemang terdapat restaurant dan cafe yang pastinya menyajikan kuliner khas Solo yang nikmat yaitu di Joglo @ Kemang. Merupakan suatu kawasan yang terdiri dari tempat kuliner, cafe sampai aula yang dapat dijadikan tempat resepsi pernikahan beserta hotelnya. Berikut adalah ulasan menarik tentang Joglo Beer dan Warung Solo di Joglo @ Kemang :

Tak melulu beer

Yup, itulah kesan pertama ketika berada di Joglo Beer. Ornamennya campuran antara tradisional Solo dan modern barat, cocok deh untuk tempat nongkrong seru di daerah Kemang. Kebetulan saya dan beberapa teman lainnya yaitu bena and team, bella, oky, ita, uni, bang tigor, dan wulan berkesempatan untuk menyantap kelezatan menu dari Joglo beer ini.

Ketika Modern Barat Berpadu Tradisional Solo

Sentuhan barat sangat berasa ketika poster dan logo menghiasi sudut cafe. Tak cuman itu, botol beer yang ada seakan menambah suasana yang sedikit kebarat-baratan. Namun tak semua bernuansa barat, nyatanya terdapat sentuhan arsitektur tradisional Solo yang sangat khas. Seperti pada ornamennya, bangku juga meja yang kebanyakan terbuat dari kayu yang khas juga ukiran yang tradisional banget.

Kuliner solo yang menggugah selera

Mulai dari makanan sampai minumannya super enak. sebut saja Nasi Gudeng Ayam Suwir, Chicken Wings, Sirloin Steak, Chicken Steak sampai serabi solo enak-enak semua. Ga cuman makanannya, minumannya pun demikian seperti teh sereh, es jeruk limun sampai es kopyor durian.

Warung solo yang sangat tradisional

Tak jauh dari joglo beer, terdapat restaurant yang masih mengambil tema tradisional. Dari arsitektur bangunan, makanannya, ornamen dan pakaian waiters-nya pun nuansa Tradisional Solo. Bahkan disana kamu bisa melihat cara membatik tradisional menggunakan lilin.

Terdapat juga cemilan yang sangat melegenda yaitu serabi Solo. Hah ada surabi di solo? yup, surabi tidak hanya milik bandung dan jawa barat bahkan di solo pun ada hanya penamaannya yang berbeda, kalau di Jawa Barat itu surabi tapi kalai di solo serabi. Ga hanya nama, ukurannya pun berbeda, kalau di bandung atau beberapa daerah di jawa barat mungkin surabi berbentuk sangat tebal, beda dengan surabi solo karena bentuknya yang lebih tipis. sama disajikan dengan berbagai macam rasa, seperti coklat, keju dll.

So, kalau weekend kalian ingin mencicipi kuliner tradisional khas solo, dateng aja ke Joglo @ Kemang, karena ga cuman makanan & minumannya aja yang bernuansa solo, tapi suasana-nya pun serasa di pedesaan dengan bangunan yang sangat tradisional.

Joglo Beer &  Waroeng Solo
Joglo @ Kemang, Jl. Madrasah No. 14, Kemang, Jakarta Selatan

[Foto] Kesunyian Jakarta Ketika Ditinggal Mudik

Tahun ini genap 30 hari lamanya kita berpuasa. Tepat pada tanggal 4 Juli 2016, Pemerintah melalui kementrian agama yang dipimpin oleh Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan bahwasannya kita akan merayakan idul fitri 1 Syawal 1437 pada tanggal 6 Juli 2016, itu dibuktikan dengan adanya hilal atau bulan sabit muda pertama yang terjadi di beberapa tempat di Indonesia (sumber). Sontak eforia menyambut lebaran pun dirasakan semua orang yang merayakannya, termasuk balik ke kampung halaman atau isilah bekennya Mudik.

Kata Mudik yang berarti mulih dilik mempunyai arti yaitu pulang sebentar. Seiring berkembangnya Zaman, kata Mudik mengalami pergeseran makna. Mudik sering dikaitkan kata ‘udik’ yang artinya kampung atau desa dan saat ini lebih erat diartikan sebagai suatu kegiatan pulang kampung halamannya saat libur lebaran saat ini. (sumber)

Terutama di Ibukota Jakarta. Sebagai kota megapolitan dan kota terbesar di Indonesia, nuansa menyambut lebaran sangat berasa. Selain sibuk berbelanja baju lebaran, membuat ketupat dan hidangan khas lebaran, hal lainnya yang sangat dirasa adalah mulehnya orang-orang yang merantau ke kampung halamannya masing-masing.

Berhubung tahun ini saya ga mudik ke Ciamis, jadilah saya hanya berdiam di kota Big Durian. Ga mudik bukan berarti ga ada yang bisa dilakukan, bahkan sebelumnya saya mendengar ada sebuah event yaitu #nikonjakartasepiXI yang diadakan oleh Nikon. Sebagai Nikoners, moment berkumpulnya para fotografer dari Nikon maupun lainnya ga akan terlewatkan.

Bertempat di depan sebuah restoran cepat saji di bilangan Sarinah. Karena telat 30 menit jadilah saya ga kebagian kaos, Pembagian kaos hanya untuk 250 orang yang datang pertama. Setelah sambutan dan sepatah dua patah dari para panitia, para peserta hunting yang mungkin bisa mencapai lebih dari 250an orang tersebut tumpah ruah menyusuri sekitar Jalan Thamrin.

Kota Jakarta sepi pas lebaran? fakta banget. itu saya buktikan ketika berada di perempatan sarinah yang biasanya selalu ramai oleh kendaraan maupun pejalan kaki, ini sepi banget. Banyak kejadian unik dan konyol yang dilakukan oleh para peserta hunting. Mulai dari tidur di Jalan raya, foto-foto ditengah jalan, Hunting foto model sampai bermain uni di tengah Jalan. Sungguh ini hal yang ga mungkin dilakukan kalau bukan saat lebaran.

Kesepian kota Jakarta ga hanya di perempatan sarinah, bahkan ketika saya berjalan kaki sampai perempatan Kementrian Agama pun tak kalah sepi. Hanya ada beberapa kendaraan yang berhenti karena lampu merah. beberapa kendaraan pun melaju dengan kencangnya, eits jangan melupakan keselamatan yak.

Hunting pun berpindah dari sarinah menuju Bundaran Hotel Indonesia atau lebih dikenal sebagai Bundaran HI. Disepanjang jalan menuju kesana, berderetan model beserta para penggiat foto yang siap memotret setiap gerak dari sang model. Semua orang tampak tumpah ruah, bahkan sampai memenuhi trotoar dan jempatan penyebrangan.

Yup, itulah gambaran betapa sepinya Jakarta ketika lebaran. Kota yang biasa selalu ramai dengan kendaraan lalu lalang. Moment lebaran kali ini memang dimanfaarkan kebanyakan orang untuk bersilaturahmi dengan sanak keluarga atau berkunjung ke tempat wisata. Jalanan sih memang sepi, tapi tidak untuk tempat wisata, terutama saat saya melewati monas, ramai orang mengantri untuk bisa sampai di puncaknya icon Jakarta.

Walaupun bulan puasa sudah pergi, semoga dengan moment idul fitri ini membuat kita semakin baik dan kembali suci seperti bayi yang baru lahir, oleh karena itu tak lupa saya Dede Ruslan mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1 Syawal 1437 h, mohon maaf lahir dan batin. Untuk kalian yang mudik, semoga selamat diperjalanan dan bisa balik kembali dengan selamat. 🙂

 

Senja Dari Ujung Pulau Pari

Masih berbicara soal pulau pari, ada satu tempat di pulau pari yang membuat matahari tenggelam tampak indah. Namanya Lon LIPI . Berada di ujung barat pulau pari, tempat ini adalah tempat penelitian LIPI (Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia) yang meneliti tentang Oceanografi. walau tempat penelitian, kita bisa masuk kedalamnya untuk melihat matahari tenggelam. setibanya di ujung dari Lon LIPI, kita bisa melihat pulau-pulau kecil, salah satunya pulau tengah, tampak dari kejauhan pulau-pulau kecil itupun kayaknya tak kalah indah dengan pulau pari.

Apakah kakak topik bisa menyentuh pelampung? :p

Jika tidak puas berenang di pantai pasir perawan, bisa mencoba berenang di Lon LIPI ini. memang rada beda sensasinya dibandingkan pantai pasir perawan. begitu kita terjun akan terlihat sangat dalam, namun bila diukur dalamnya hanya sampai seleher orang dewasa. Angin disekitarnya cukup kencang, namun ombak disana untungnya tak terlalu besar membuat aman-aman aja berenang disana. 

Pulau tengah 

Oke ini adalah beberapa foto dari ujung pulau pari oleh seorang Fotografer amatiran seperti saya. Suasana senja berbalut warna orange yang alami memang sungguh indah. Sekedar info, di pulau tengah berjejer resot-resort mewah yang cantik, bagi anda yg berdompet tebal, bisa mencoba sensasi menginap di resot pulau tengah. sewaktu naik perahu di sekitar pantai pasir perawan, kami nyaris mengunjungi pulau yang tak jauh dari pulau pari ini, untungnya sih ga jadi, kata seorang penduduk pulau pari, ga bisa sembarang orang masuk Pulau Tengah.

Bagi yang ingin ke Lon LIPI disarankan sih sore hari jangan sampai malam banget disana, karna ga ada lampu dan jalan setapaknya banyak yang rusak. Untuk melihat matahari terbit atau sunrise, bisa melihatnya di bukit matahari, memang bukan seperti bukit pada umumnya dan berada di sekitar dermaga pulau pari, namun tempat ini sangat cocok melihat matahari terbit dari timur di pulau Pari.