Selang beberapa menit, saya pun langsung berhadapan dengan pepohonan yang masih sangat lebat layaknya seperti hutan kebanyakan di kalimantan. Didalamnya tidak hanya terdapat flora, saya pun masih dapat melihat monyet-monyet ekor panjang hidup liar disana. Melintas berbagai macam klotok (sejenis perahu kecil) hilir mudik menyusuri sungai kahayan. Keberadaan kelotok tersebut menjadi transportasi andalan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai.
Sejenak Perahu yang saya tumpangi bersandar pada sebuah warung dipinggiran sungai. tak jauh dari sana juga terdapat sebuah perkampungan yang mayoritasnya menggunakan bahasa banjar. berbicara dengan bahasa banjar sekilas memang seperti bahasa indonesia atau melayu hanya saja ada beberapa kata yang berbeda dan uniknya setiap akhir pertanyaan tanya selalu diakhiri dengan kalimat kah? bisa kah?
Sembari menyeruput kopi dan menyunyah satu buah jambu klutuk berwarna merah, saya pun melihat-lihat hasil tangkapan dari salah satu penduduk. dia menaruh ikan-ikan kecil kedalam sebuah baskom besar. Awalnya saya pikir ini hanya ikan kecil biasa, tak tahunya itu adalah ikan seluwang yang melegenda dan yang sangat terkenal khususnya untuk oleh-oleh seperti di banjarmasin. Selain itu ada juga hasil tangkapan berupa ikan gabus dan beberapa ikan lainnya.
Situasi magrib yang sangat gelap serta tidak adanya lampu diperahu memaksa untuk segera balik ke kota. Sebelum itu, saya diajak untuk sejenak melihat perkampungan yang letaknya tidak jauh dari warung dipinggir sungai tadi. kalau bisa dibilang, perkampungannya sungguh lengkap, bahkan ada rumah ibadah berupa masjid, bisa dibilang perkampungan tersebut tidak terlalu terpelosok banget hanya saja memang untuk akses kesini agak jauh dari kota palangkaraya kecuali menggunakan klotok.
Sesampainya di Jembatan Kahayan, saya takjub manakala lampu berwarna warni menghiasi hampir seluruh jembatan. Walau tidak terlalu terang amat, namun keberadaan lampu-lampu tersebut menambah kesan cantik dan romantis. Sungguh hal yang menyenangkan dapat berkunjung ke kota yang dulunya menjadi calon ibukota ini walau pada akhirnya sekarang hanya sebagai ibukota dari kalimantan tengah. Namun terlepas dari itu, berkunjung ke palangkaraya selalu memberi warna sama halnya seperti warna-warna pada jembatan kahayan pada malam hari.
pertamax. hahaha
btw, itu masjidnya berupa rumah kayu diatas sungai? 😮
Perkampungan pinggir sungai yang damai. Apa lagi kalau ikan seluang digoreng rangup dan dimakan dengan nasi. Enak!
Perkampungan pinggir sungai yang damai. Apa lagi kalau ikan seluang digoreng rangup dan dimakan dengan nasi. Enak!
Akhirnya…. Rindu tulisanmu deh, Ruslan. Lanjutken bro! ^_^
Bagus bangeeeeettt
wowwwww itu bagus banget ya jembatannya hehehe, cantik dan megah ya kalau ada tata lampu yang bagus kayak gitu
jembatannya pas malam kayak warna pelangi 😀
tulisan perdana setelah jadi karyawan.. cieee…
akhirnya bisa menyempatkan diri untuk menulis juga..
btw.. itu motret pake hape bisa keren juga ya…
*brb beli samsung*
Luas sungainya… tak ada buaya mas Ruslan. Buaya agak sinonim dengan sungai di Sarawak…
asiik jadi pertamax, nih cendolnya gan, iyaa rumah2 disana rata2 diatas sungai, termasuk masjidnya juga 😀
sangai damai takde polusi dan asap kendaraan.. seluwang tu paling enak kalau di goreng plus sambal :))
halooo om halim I'm back setelah berminggu ga ada tulisan 😀
hihihi emang masih bagus bgt daerah disana
iya betul cantiknyaa pas malam hari, apalagi kalau lampunya ditambah dan sekelilingnya ada cafe2 pasti romantis :))
iya betul kak, ada pelangi ternyata di malam hari :))
kalau mau lebih bagus lagi beli samsung aku aja kakak, aaah apaan sih mbaen ini suka memuji 😛
wihh cakep.. suka foto yg bawah
Sekarang di Kalimantan nih mas,, g di jakarta lagi kah?
jadi kangen kampung saya Palembang
Rumah2 diatas sungai jadi mirip suku bajo yg tinggal diatas laut yaa. Btw sekarang tinggal di kalimantan yaaa ??? atau gawe disana ???
Wow Romantis ya Ruslan, jadi pengen mampir kesana hahaha
buaya mungkin ada tapi tak terlihat pas saya kesana hehe dan semoga tidak meghampiri saya 😀
Masih di jakarta kok mas, kemarin hanya selingan aja ke kalimantan 😀
wah palembang kota sungai juga yaa.. hampir mirip sama di palangkaraya ini 🙂
iya mas mirip2 cuman bedanya sungai sama laut yaa.. enggak kok masih di jakarta, di kalimantan kemarin hanya sementara aja 😀
Kamana wae kang Dede ? lami pisan teu katingali.
Baru tahu kalo penduduk Kota Palangkaraya hanya 92rb. Kota Bogor wae penduduknya hampir sejuta. posting suasana kota Palangkaraya atuh kang Dede.
wah edisi ngiler pake abis asik mas seru yah bsia naik perahu di sungai yang gedhe gitu mntap euy,,,..
kemaren pas gw cuti rencana mau ke banjarmasin sekalian mau ke palangkaraya, eeh ternyata malah nyasar ke Jawa dan tau2 loe udh posting aja klo loe udah ke Palangkaraya.. lama juga loe gak nulis ya om.. 😀
dede ruslan super sibuk skrngg… 🙁
kpn maen brng lagi
Kalau malem lebih seru kayaknya dengan lampu2 yg warna warni, dinikmati sambil naik perahu kecil hehe
Sungainya luas banget itu yaaaaah, keren!
ihh kece banget susur sungai sama jembatannya, dulu pernah diajakin sama keluarga temen ke jembatan apaan tuh yah di Banjarmasin *lupa*
Menyusuri sungai khayangan ini bak menjadi indiana jones yang sedang bertualang rasanya 😀 melewati perkampungan penduduk yang menarik untuk diamati, kapan ya bisa coba 😀
wkwkwk ada kok anacondanya tapi lagi sembunyi mungkin :p
kenangan 2011 teringat lagi setelah membaca artikel ini karena sempet juga bermain air di sungai kahayan