“Bangun tidur ku terus hunting“
Mungkin kata-kata itulah yang tepat bagi penggila matahari terbit seperti saya, walau pada kenyataannya sangat sulit untuk sekedar bangun apalagi hunting di pagi hari. Berada persis di seberang adam homestay, di daerah Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten. Pantai yang tidak diketahui namanya itupun menjadi alternatif dalam mencari sang surya bersinar.
Pagi yang teramat pagi. Bahkan sang ayam jago pun belum menunjukan nyaringnya. Saya sudah harus berjalan pada sebuah jalanan kecil yang sangat terjal dan turunan curam. Embun indah pagi itu menjadi malapetaka bagi saya karena harus terlepeset oleh licinnya tanah. Untung tidak terlalu parah, hanya saja kamera dan celana menjadi sedikit kotor.
Setibanya di pantai, suasana sangat sunyi dan hening bak seperti berada di pantai pribadi. Saya memang tidak sendiri, ditemani oleh beberapa perahu kecil yang sedang bersandar, juga para anjing yang berlarian kesana kemari. Sepinya pantai berbanding terbalik dengan suasana di seberang sana, tepatnya di tengah laut. Ramai para nelayan yang sedang sibuk mencari nafkah berupa ikan-ikan dilautan. Sebagian kapal dari para nelayan tersebut disandarkan begitu saja di pinggir pantai tanpa ada yang menjaga satupun.
Pantai yang landai dengan ombak yang sangat bersahabat. Memang tidak secantik pantai dreamland atau tanjung bira. Tapi bisa dibilang lumayan untuk sekedar berfoto maupun berenang sekalipun. Terlihat gunung kembar dari kejauhan di seberang sana membuat saya bertanya-tanya, apakah itu gunung di sekitar krakatau? mengingat tanjung lesung ini berhadapan persis dengan selat sunda yang memang berdekatan dengan gunung yang pernah meletus pada tahun 1883 tersebut.
Saya pun langsung memulai hunting dan mengeluarkan kamera berikut tripodnya. Dengan setinggan iso dan bukaan yang rendah, akhirnya mencoba memakai tehnik Slow speed walau masih sangat newbie soal kamera. Memang hasilnya tidak bagus amat lantaran perahu goyang karena gerakan ombak. Yasudahlah sebagai pembelajaran bahwa tidak bisa memakai speed rendah dalam keadaan perahu diatas laut apalagi ombak selalu bergoyang setiap saat.
Matahari sudah semakin meninggi di ufuk timur, seketika saya teringat akan satu hal yaitu UV filter untuk pelindung lensa dari silaunya cahaya matahari. Alhasil mau ga mau harus balik lagi ke dalam homestay. sebelumnya saya sudah menyiapkan beberapa batu sebagai persiapan bila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan termasuk bila dikejar anjing.
|
Luka setelah di bersihkan dengan air |
Dan benar dugaan sebelumnya yaitu dikejar anjing, tapi lebih tepatnya sih di
gonggongin anjing. Ditengah perjalanan secara tidak sengaja berpapasan dengan tiga ekor anjing liar yang sedang mengacak sampah. Salah satunya dari ketiga anjing tersebut mendadak menggonggong dengan kerasnya seakan-akan mau mengejar, akhirnya saya pun kocar-kacir dibuatnya.
Untuk kedua kali terjatuh lagi di tempat yang sama dan lebih parah. Bersyukur kamera aman, hanya saja tripod dan kaki saya tidak terselamatkan. Mengucur darah segar dari lutut ini begitu juga tripod yang salah satu kakinya hilang entah kemana. Setelah dicari ternyata ada dan untungnya bisa dipasang kembali, fiuh!
|
Pemandangan setelah matahari terbit |
Rasa penyesalan pun muncul lantaran saya tidak bisa menikmati matahari terbit dengan indahnya. Padahal sebelumnya sudah bersusah payah untuk bisa bangun pagi. Pemandangan setelah matahari terbit pun memang tidak kalah indahnya hanya saja tidak seindah saat sebelum terbit. Mungkin untuk kedepannya saya harus lebih berhati-hati juga tidak terlalu panik apabila ada anjing yang mendekat. Sedikit berpikir positif mungkin saja mereka ingin mengajak untuk breakfast bersama, mungkin. Hanya saja bahasanya tidak di mengerti oleh saya.
Aku paling suka kalo berada di pantai yang sunyi dan hening kayak gini… Hehehe. kalo bawa kamera emang gitu ya, yang penting kamera aman, biar deh, kaki yang luka 😀
Aku juga pernah kaya gitu soalnya.. :D:D
wah foto momen sunrise nya bagus banget untung aja bisa diabadikan.
Penuh dengan perjuangan ya mas, untuk mendapatkan momen indah di pantai tanjung lesung ini, sampai dapat luka. he,,he,, he,,
Salam
wah keren mas dede perjuangannya hehe sampe dikejar and di gonggongin anjing plusa make jatuh…hidupp Landscaperr hehe ^-^ mantep mas foto”nya kereeenn :3
demi sebuah sinar matahari terbit dari ufuk timur bener2 butuh perjuangan walau akhirnya begitu 🙁
setujuu bgt kak mau gimanapun keadaannya yg penting kamera harus aman dan tidak kenapa2 biarkan orangnya kenapa2 :p
cakep fotonya 😀
bersyukurnya sempat melihat moment sunrise walau tidak lama 🙂
Makasih banyak mas:)
makasih banyak mas, aku lg belajar nih tehnik photography mungkin mas angky mau ajarin? :p
hummm lumayan dapat sunrise walau sempet terseok-seok dijalan yang licin dan terjal…salut haha
Wew, sampe berdarah-darah gitu… salut mas… 🙂
reflek aja itu sebenernya padahal aku masih fotografer amatiran hehe 😛
jepretannya makin mantap aja nich 🙂
Perjuangannya ..mendapatkan hasil 🙂
indahnya saat warna berubah di langit sana , menakjubkan
Hahaha potografer sejati memang harus begitu mas, bersusah-susah dahulu untuk mendapat gambar yang OK. Penuh perjuangan ya. Aku juga pernah nih digonggongin anjing liar pas pagi2 mau motret sunrise di Pura Batu Bolong, Mataram, Lombok 🙂
Walaupun Pantai Tanjunglesung posisinya di Barat dan Matahari terbit munculnya di sebelah timur. tapi hasil jepretan Mas Dede tetap bagus. Pilih spotnya dapat banget. Oh ya Mas Dede, orang bilang kalau dikejar anjing itu ngak boleh lari nanti dikejar. jadi harus jongkok..gitu deh. kalau bisa sambil jongkok sambil julurin lidah..panjang-panjang..hehe.. kidding.
hadeehh paling ngilu liat luka2…
tapi worth lah ya perjuangan liat sunrisenya 🙂
lebih cakep sunrise di tanjung lesung kok, daripada di dream land. beneran :)) apalagi foto pertama, cakep! XD
saya jg panik atuh digonggoin 3 anjing mah…
foto2nya keren!
Wew… Cantiiiiik 🙂
subhanallah Indah nian
Dirimu benar-benar mengalami petualangan yang mendebarkan di pagi hari ini ya Mas Bro? Dua kali jatuh dan sekali dikejar-kejar anjing. Saya… mestinya iba atau salut ya? Hahaha. 😀
Sekedar tips motret sunrise laut dari saya Mas Bro. Waktu pemotretan idealnya 05.00 – 06.00, pas matahari belum terik. Kalau obyek utamanya perahu dengan teknik slow speed, kecepatan rananya jangan kelamaan karena perahunya rawan goyang-goyang. Sebenernya sih, shutter speed bisa disesuaikan tergantung besar goyangnya perahu. Tapi ya sekitar 1 – 3 detik itu aman untuk perahu yang tidak aktif bergoyang. (kayak dangdutan aja :p)
Kalau misal cuaca mendung, bisa cari alternatif dengan menghilangkan elemen langit. Semisal fokus memotret obyek batu karang dan laut. Nah, yang ini silakan main slow speed selama mungkin, karena batu karang kan tidak goyang-goyang.
Filter UV tidak terlalu banyak membantu Bro pas motret sunrise. Filter yang biasa jadi senjata sunrise itu filter ND (untuk slow speed air laut), filter gradual ND (untuk mengimbangi cerahnya langit dan permukaan laut), dan filter CPL (untuk menghilangkan refleksi cahaya matahari yang kena air laut). Kalau buat saya sih membawa filter CPL sudah cukup, karena saya nggak begitu suka main slow-speed pas pagi buta, hahaha. 😀
Sekian mas Bro semoga berkenan tips motret dari saya dan selamat bertualang lagi nyari sunrise. Salam! 😀
salam muhibbah dari Malaysia.
ekspreasinya sangat cantik
Makasih banyak mas 🙂
hahaha totalitas tanpa batal mas untung ga parah2 amat lukanya 😀
hihi memang butuh perjuangan utk bisa liat sunrise apalagi musti bangun pagi2 bgt, makasih banyak kaka 🙂
Emang butuh perjuangan mas untuk sesuatu yg memuaskan 😀
Untungnya sih dapat hasilnya walau tidak seindah yg diharapkan 😀
beruntung lagi ga mendung disana jadi langitnya tampak indah 🙂
hiks aku ga kasian nih udah jatoh 😛
ini tanjung lesung di sebelah mana
bagus
kereeen.. tahun depan bikin planning kesana ah
Indah banget, #ngiler
Hallo 🙂
Ada info untuk kamu.
Lomba blog “Why Macau”. Berhadiah jalan-jalan gratis ke Macau dan iPhone 5c! Klik http://bit.ly/WhyMacau
Caranya mudah, kamu cukup membuat artikel berisi keinginanmu untuk pergi ke Macau. Sertakan foto atau video agar tulisanmu lebih menarik. Topik nya bisa tentang kuliner, objek wisata, kebudayaan, dan tempat populer di Macau. Gampang kan?
Ayo ikutan sekarang! Batas akhir submit sampai 30 September 2014.
Cieee yang udah punya kamera DSLR cieee. Hasilnya tetep kece kok buat gue. Kemarin ikutan acara SKyscannerID nggak?
Wah ini disebelah mana nya Beach Club Kak Ruslan? Aku dulu karena nginep di camping ground, jadi cuma ke pantai yang di depannya aja deh.
wah keren, walau perjuangan dibayar ama kaki yang berdarah. tapi emang kenapa kok banyak anjing liar disana ya ?
Hehehhee “Bersyukur kamera aman, hanya saja tripod dan kaki saya tidak terselamatkan” yang penting kameranya selamat ya 😀
salam kenal ya! Yuk ikutan lomba blog 'WHY MACAU' hadiahnya jalan2 GRATIS ke MACAU selama 3 hari 2 malam lho. Seru kan! Info lomba >> http://bitly.com/WhyMacau
Cheers, Citra VIVAnews
ya ampuuunnn, aku trauma ama anjing yg hobi ngejar2 gitu … di sana banyak anjing liarnya mas?
yangjung lesung ini one of best spot, apalagi yang suka hunting foto hehehe
waah butuh perjuangan juga ya sampai luka dan di kejar anjing demi menanti sunrise 🙂
bagus bagus bagus
haduhh aku udah gemeteran deh tuh kalo digonggongin anjing, meskipun ga dikejar tetep takut kakk
cakep bro fotonya :)) Lukanya men, manly hahaha
Wah keren bgt tuh
Ini keren, tapi pengalaman hampir dikejar anjingnya menarik hahaha. Hati-hati mas
daerah krakatau selalu memukau. belum pernah kesana. tanjung lesung yang begitu menawan.
Anjing2 itu mau saja di pukul.. dengan tripod kamu … udah dikejar jatuh lagi hingga luka..
sabar ajalah ;D
CAKEEEP mas sunrisenya
Mas.. kalau digongongin anjing cuekin aja mas.. jangan natap matanya.. dikira nantangin.. jalannya santai aja jangan sambil lari..dan kalau dikejar anjing.. jangan lari juga mas.. diem aja ditempat.. setelah anjing datang dia cm akan ngendus2 kita trs juga pergi lagi.. setelah dia pergi mas jalan saja biasa pelan2 jangan lari lagi.. dikira mas ngajak main kejar2an mas.. dan anjing ga bakal gigit kita kok..