Pulau Pari yang berada di tengah gugusan kepulauan seribu ini punya keunikan tersendiri dibandingkan pulau lainnya, sebut saja pantai pasir perawan. pantai yang berada di sisi timur pulau pari ini memiliki nama yang unik, yaitu ‘perawan’ atau dalam bahasa inggris ‘virgin‘. Pulau yang sekarang menjadi primadona ini sudah banyak yang menceritakan keindahannya termasuk pantai pasir perawan, tapi mungkin belum tentu mereka tahu ada apa dibalik nama ‘perawan’? mari kita mulai ceritanya, (jeng..jeng..jeng).
ketika siang sudah berganti menjadi malam, perut yang kempes ini sudah menunjukan sinyal akan kelaparan. Pada akhirnya kami menemukan sebuah warung indomie tak jauh dari pantai pasir perawan, beruntung sang pemilik warung masih mempunyai stok nasi yang banyak di rumahnya. Ketika sedang menyantap indomie dengan nasi yang tak terlalu hangat dan banyak itu, sang bapak pemilik warung tiba-tiba menceritakan asal usul pantai pasir perawan.
beliau mulai bercerita : “sebetulnya dulu ga ada yang namanya pantai seperti pasir perawan sekarang ini, pantai ini merupakan hasil kerja keras saya dan orang-orang lainnya di pulau pari dengan membuka lahan yang dahulunya masih berupa hutan”. menurut beliau, dengan kerja keras dia dan kawan-kawan, maka hadirlah pantai pasir perawan yang sekarang menjadi primadona di pulau pari. dan ternyata pantai pasir perawan baru beberapa tahun ini dijadikan untuk pariwisata. lalu beliau memulai lagi ceritanya “satu sisi memang pantai pasir perawan bermakna pantai yang masih asri dan belum terlalu terjamah oleh manusia, namun yang satu sisi lain mengapa pantai itu diberikan nama ‘perawan’, karena, dahulu ada dua anak kecil, salah satunya perempuan dan masih perawan tentunya, ketika sedang bermain tak jauh dari pantai yang sekarang bernama pasir perawan itu, tiba-tiba anak kecil perawan itu lenyap begitu saja. tak ada jejaknya maupun mayatnya sekalipun. menurut warga sekitar anak kecil itu diculik gagak atau makhluk sejenis jin”. Saksi hidup sang anak kecil perawan yang hilang itu kata beliau masih ada sampai sekarang, malah sang saksi itu juga sudah memiliki anak perawan lagi.
Ini memang kisah nyata bukan sebuah legenda naga seperti yang ada di tivi. memang ya dimana-mana yang namanya misteri pasti selalu ada. entah itu legenda atau kejadian nyata. Oke selesai bercerita dan menyantap indomie plus nasi, akhirnya kamipun balik ketenda, di tenda pun saya masih terngiang-ngiang akan sosok sang perawan yang dimaksud, ah sudah lah lupakan.
Taken by @viar_Dtriansyah |
Pagi itu, matahari tampak bersinar menunjukan cahayanya. air laut yang surut pun dimanfaatkan oleh beberapa orang yang membawa sapu lidi yang besar untuk membersihkan pantai dari sampah plastik maupun dedaunan. baru kali ini saya melihat ada pantai dibersihin sama warga sekitarnya, malah tak cuman pantainya aja yang di bersihin, penjaga warung di sekitar pantai juga membersihkan warung mereka masing-masing (yaiyalah warung sendiri). Saya sebagai tamu di pulau pari pun merasa malu untuk membuang sampah sembarang. untungnya disediakan banyak tempat sampah disana, jadi kita tidak susah payah mencari tempat sampah.
Tenda Kami |
Warung yang tutup |
Bukti bahwa kelapa dibelakang warung masih utuh 😀 |
Sore hari ketika sedang ngobrol dengan ibu yang menyewakan tendanya kepada kami, beliau bercerita bahwa pulau pari ini menurutnya lebih aman dan juga tidak sepadat dibandingkan dengan pulau tidung. Disini barang apapun yang ditaruh begitu saja oleh penjual makanan tak akan hilang, seperti kursi, meja, kelapa maupun lainnya. dan ternyata omongan ibu itu benar, itu terbukti dengan banyaknya kelapa yang berjejeran begitu saja di belakang warung yang tutup di pinggir pantai pasir perawan. malah kami yang tertidur pulas dan menaruh hp dan kamera di warung tersebut aman-aman saja tak ada yang kehilangan. semoga keamanan pulau pari akan tetap terjaga seterusnya, semoga.
saya pun penasaran dari mana listrik yang ada di pulau ini, sempat adu argumen juga sama teman saya dari mana listrik di pulau pari ini, saya bilang listrik di pulau pari ini dari diesel dan ada pembangkitnya, setelah dijelaskan ibu itu, listrik dipulau pari ternyata ‘impor’ langsung dari jakarta melalui kabel di bawah laut (akhirnya saya kalah deh, huft!). beliau juga menjelaskan, penduduk di pulau pari juga rata-rata belanja itu ke Tangerang, karena memang letaknya yang tak terlalu jauh hanya dua jam perjalanan. sewaktu ingin menuju pulau pari dari dermaga rawa saban pun, ada dua kapal menuju pulau pari, salah satu kapal hanya diperuntukan untuk barang, satunya lagi untuk penumpang.
oke terlepas dari cerita maupun misteri dibalik pantai pasir perawan, pulau pari memang beruntung mempunyai pantai seindah pantai pasir perawan. pantai yang landai dan pasir putih dengan ombak yang tenang dan air laut yang jernih. Semoga keindahan pantai pasir perawan bisa terjaga kebersihannya baik oleh pengunjung maupun penduduk pulau pari tersebut.