Jika Anda mencari inspirasi tentang dedikasi dan perjuangan tanpa pamrih dalam dunia pendidikan dan sosial, kisah Suprianto Haseng atau yang akrab disapa Yanto, bersama komunitas SEJUMI (Sejuta Mimpi Anak Batas) patut menjadi perhatian. SEJUMI bukan sekadar komunitas relawan; ini adalah gerakan penuh empati yang mencoba menggapai mimpi anak-anak di wilayah perbatasan Indonesia, khususnya di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, dengan menyediakan akses literasi yang jarang mereka miliki.
Di balik berdirinya komunitas ini adalah Yanto, seorang pemuda yang mengabdikan dirinya untuk memberikan pendidikan lebih baik bagi anak-anak di daerah yang kurang terjangkau. Berangkat dari pengalaman pribadi dan kepedulian yang mendalam, Yanto menginisiasi SEJUMI saat masih menempuh pendidikan di Jakarta pada tahun 2017.
Ide ini berawal dari keprihatinan bahwa di Pulau Sebatik, akses terhadap buku dan pendidikan berkualitas sangat terbatas. Berkat bantuan rekan-rekannya, ia mulai mengumpulkan buku untuk dikirimkan ke pulau tersebut. Rumah Baca Teras Perbatasan, yang kini menjadi pusat aktivitas literasi di Sebatik, berdiri sebagai bukti nyata dedikasinya. Di rumah baca ini, anak-anak Sebatik bisa mengeksplorasi berbagai bacaan dan membayangkan dunia yang lebih luas, sebuah kesempatan yang jarang mereka dapatkan di daerah terpencil.
Proses pengiriman buku ini sendiri melibatkan kerja sama dengan PT Pos Indonesia, yang turut mendukung gerakan SEJUMI dengan membantu distribusi buku secara cuma-cuma. Hingga 2020, SEJUMI telah berhasil mengirimkan ribuan buku ke Sebatik dan beberapa daerah lain di perbatasan. Ini adalah bentuk kolaborasi yang menunjukkan bahwa harapan akan pendidikan yang merata masih mungkin dijangkau meskipun dengan cara sederhana.
Yanto menyadari bahwa keberhasilan ini adalah buah dari gotong royong yang kuat antara komunitas mahasiswa, rekan-rekan relawan, dan dukungan perusahaan.
Tak hanya mengurus SEJUMI, Suprianto Haseng memiliki segudang aktivitas yang semakin memperkuat dedikasinya terhadap pemberdayaan anak muda dan edukasi. Ia juga merupakan Direktur Program dan Head of Media di Millenial Talk Institute serta seorang Penyuluh Antikorupsi bersertifikasi dari LSP KPK RI.
Peran-perannya yang beragam menunjukkan komitmennya untuk menjadikan masyarakat lebih sadar dan terdidik, khususnya dalam hal literasi dan pendidikan antikorupsi.
Semua prestasi dan tanggung jawab ini kian mengukuhkan posisi Yanto sebagai sosok yang layak diapresiasi, terutama sebagai salah satu pemenang SATU Indonesia Awards Tingkat Provinsi 2023. Penghargaan ini diberikan kepada individu atau komunitas yang memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan daerah dan inspirasi bagi masyarakat luas.
Mengapa Suprianto Haseng layak menjadi pemenang SATU Indonesia?
Pertama, konsistensinya dalam menjalankan SEJUMI selama bertahun-tahun merupakan bukti ketulusan dan komitmen.
Tanpa dukungan finansial yang besar, ia tetap gigih berjuang membawa buku-buku ke perbatasan, mengisi kekosongan literasi yang hampir tak tersentuh di Sebatik. Bagi anak-anak di sana, SEJUMI adalah lebih dari sekadar komunitas; ini adalah harapan dan jendela menuju dunia pengetahuan.
Kedua, Suprianto mampu menginspirasi generasi muda untuk bergerak, terutama mahasiswa yang turut serta dalam pengumpulan buku dan berbagai kegiatan literasi. Gerakannya telah memotivasi banyak orang untuk berbagi meski dari hal kecil.
Terbukti, komunitas ini terus bertumbuh, mendapatkan perhatian, dan membuka pintu bagi lebih banyak relawan untuk terlibat. Banyak kalangan muda yang kini lebih sadar akan pentingnya literasi, bahkan di daerah-daerah yang terpinggirkan.
Selain itu, dengan latar belakangnya sebagai seorang Penyuluh Antikorupsi, Suprianto membawa perspektif yang berbeda dalam dunia pendidikan anak-anak. Ia tidak hanya memberikan akses buku, tetapi juga memberi pengetahuan penting tentang nilai-nilai kejujuran dan integritas. Hal ini sangat penting untuk membentuk karakter generasi masa depan yang berwawasan luas dan memiliki moralitas yang kuat.
Melihat kiprahnya, Suprianto Haseng dan komunitas SEJUMI adalah contoh bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil dan sederhana. Dedikasi Suprianto di bidang literasi serta kepekaannya terhadap pendidikan di daerah terpencil patut diacungi jempol.
Sebagai blogger yang peduli akan pentingnya pendidikan di wilayah perbatasan, saya terinspirasi oleh perjuangannya yang penuh kesederhanaan namun berdampak besar. Dalam mewujudkan mimpi anak-anak perbatasan, SEJUMI telah membawa harapan baru, menanamkan impian besar di hati mereka, dan mungkin saja menciptakan generasi yang lebih baik di masa depan.
Pencapaian SEJUMI dan Suprianto Haseng adalah bukti bahwa siapa pun dapat menjadi agen perubahan, dan Yanto telah memulai langkah tersebut dengan penuh keyakinan. Bagi kita semua, mari mengambil inspirasi dari gerakannya dan mendukung upaya yang dilakukan untuk menjadikan pendidikan dan literasi lebih merata di seluruh pelosok Indonesia.
Sebagai seorang pemenang SATU Indonesia yang berdedikasi, Suprianto Haseng pantas mendapatkan apresiasi lebih luas agar gerakannya terus bergema dan menginspirasi banyak pihak.