Sekolah Bisnis Untuk Anak-Anak, Pencetak Wirausaha Masa Depan

Untuk dapat menjadi negara maju, rasio kewirausahaan Indonesia harus sampai minimal sebesar 4 persen dari populasi penduduk. Jujur, saat ini totalnya masih sekitar 3,47 persen, sehingga mempersulit untuk Indonesia berkembang nantinya.

Sebagai contoh di Singapura, dengan total penduduknya mencapai 5,454 juta pada tahun 2021, jumlah pengusahanya mencapai 8,6 persen dari total penduduknya. Negara Asean lainnya juga tidak kalah, seperti di Malaysia dan Thailand sudah di atas 4 persen. Untuk ukuran negara maju sendiri, tingkat wirausahanya sudah diatas 10-11 persen dari total penduduk.

Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (MenKopUKM) terus mendorong agar masyarakat Indonesia mau berwirausaha. Segala akses dipermudah, salah satunya dengan pelatihan kewirausahaan, ataupun pendanaan yang berfungsi untuk mengembangkan usaha dari pelaku UMKM.

Namun, tidak semua orang dapat menikmati fasilitas pelatihan tersebut. Namun beruntung, ada Sri Irdayati, seorang perempuan asal Pemangkat, Kalimantan Barat yang mendirikan Sekolah Bisnis khusus anak-anak agar nantinya dapat menanamkan jiwa enterpreneur sejak dini.

Sri Irdayati lahir pada 6 Juli 1985 dan telah lulus dari Universitas Diponegoro, Semarang pada tahun 2007.

Ide dari mendirikan sekolah bisnis ia dapatkan dari sebuah film yaitu kartun Richie Rich yang bercerita tentang seorang anak konglomerat dari Amerika Serikat yang sangat pandai berbicara khususnya tentang saham.

Berbekal pengetahuannya terkait ilmu manajemen, serta kepeduliannya terhadap masa depan anak-anak yang menjadikannya peduli terhadap murid didiknya tersebut.

Menurut Sri Irdayati, usia anak-anak merupakan waktu yang tepat untuk menanamkan keberanian terhadap resiko. Dengan demikian, ia berpikir dunia manajemen dan bisnis perlu diajarkan sejak dini agar kelak benar-benar matang dan berani menerima tantangan berserta resiko bisnis.

Ia mendirikan Sekolah bisnis untuk anak-anak ini bersama rekannya yaitu Katri Septiana Dewi, Arika Normalasari dan Aprihatiningrum Hidayati yang mereka tulis sebagaiĀ “Education for Indonesia”.

Selanjutnya, Sri Irdayati mulai menawarkan program pendidikan bisnisnya tersebut ke sekolah-sekolah. Namun sayang sekali, hampir semua sekolah yang ia datangi menolak.

Usaha dari Sri Irdayati nyatanya tidak selalu mulus. Pada awal merintis, berbagai penolakan dari pihak sekolah dan juga para orang tua. Mereka beranggapan usia anak-anak belum selayaknya mendapatkan pelajaran bisnis.

Namun, berbagai tantangan tersebut tidak lantas membuat tekat Sri Irdayati surut. Pada tahun 2010, tepatnya di Kelurahan Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, sekolah bisnis itu terus ia rintis di sebuah kontrakan yang disewa oleh suami Sri Irdayati, Dedi Purwanto.

Di awal-awal, kelas gratis yang ia siapkan itu hanya ada 7 orang. Usianya antara 7 sampai 12 tahun. Mereka dilatih untuk membuat usaha dari manik-manik sebagai bahan gelang dan kalung untuk dijual.

Tak hanya itu, mereka juga diajari membuat neraca keuangan sederhana, mengajarkan berhitung bahkan tentang laba profit sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan berhitungnya pada mata pelajaran di sekolah.

Yang aku salut adalah kegigihan dari Sri Irdayati dalam mencerdaskan anak bangsa. Walau banyak penolakan di awalnya tapi sekarang terbukti bahwa pendidikan bisnis untuk anak usia dini perlu agar anak jadi paham tentang keuangan. Karena keuangan ini tidak diajarkan sekolah, sehingga nantinya mereka (anak-anak) akan siap menerima realita hidup.

Maka sangat layak sekali kalau Sri Irdayati mendapatkan penghargaan dari Astra yaitu Satu Indonesia Awards dimana di sini para pencetus dan inovatior dari berbagai daerah di Indonesia menggagas ide mereka yang bermanfaat untuk masyarakat umum.

Perlu diingat, usaha dari Sri Irdayati mungkin saja belum terasa pada saat ini, tapi akan membuahkan hasilnya pada masa depan anak-anak didiknya itu serta membawa perubahan bagi wajah generasi bangsa di masa depan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *