Sebagai seorang muslim, tentu dari kecil sudah diajarkan mengenai rukun islam ada 5 hal, yaitu: Mengucapkan dua kalimat syahadat, Mendirikan shalat, Mengerjakan puasa di bulan ramadhan, Mengeluarkan zakat. Naik haji bila mampu. Kelima hal tersebut sangat mulia dilakukan dan wajib hukumnya.
Sudah dari kecil juga saya diajarkan untuk selalu mendirikan sholat 5 waktu yang wajib dilakukan. Berlatih puasa sejak kelas 5 sd hingga magrib dan terakhir adalah belajar mengenai zakat.
Lalu apakah zakat itu? berdasarkan dari laman https://zakat.or.id yang saya pelajari, zakat adalah tumbuh, berkembang, subur atau bertambah. Dalam Al-Quran dan hadis disebutkan, “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (QS. al-Baqarah[2]: 276); “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka” (QS. at-Taubah[9]: 103); “Sedekah tidak akan mengurangi harta” (HR. Tirmizi).
Sedangkan apa perbedaan zakat, infaq dan shodakoh? tenang, di sini saya akan beberkan secara jelasnya. infak adalah segala macam bentuk pengeluaran (pembelanjaan), baik untuk kepentingan pribadi, keluarga, maupun yang lainnya. Sementara kata sedekah adalah segala bentuk pembelanjaan (infak) di jalan Allah.
Berbeda dengan zakat, sedekah tidak dibatasi atau tidak terikat dan tidak memiliki batasan-batasan tertentu. Sedekah, selain bisa dalam bentuk harta, dapat juga berupa sumbangan tenaga atau pemikiran, dan bahkan sekadar senyuman.
Sudah jelas kan? nah soal zakat sendiri terbagi oleh beberapa jenisnya. Ada Zakat nafs (jiwa), disebut juga zakat fitrah dan Zakat mâl (harta). Untuk lebih lanjut pembahasan soal kedua jenis zakat bisa dibuka di [link].
Mungkin selama ini yang saya tahu memang hanya zakat fitrah yang hukumnya wajib dilakukan oleh setiap umat muslim, bahkan yang baru lahirpun sebelum idul fitri harus membayar zakat fitrah.
Ketentuan besarnya berasa memang menyesuaikan setiap tahunnya, tapi saya sendiri mau berbagi pengalaman soal zakat fitrah ini. Sudah seharusnya memang saya membayar zakat, apalagi jika sudah mempunyai penghasilan tetap.
Walaupun belum berpenghasilan tetap, tapi saya meminta kepada orang tua untuk bayar zakat sendiri. Yup, saya bertekad untuk membayar zakat sendiri dan membayar zakat kedua orang tua saya. Itu dilakukan karena saya ingin merasakan yang namanya membayar zakat bagaimana.
Walau uang berkurang karena bayar zakat, tapi bukan berkurang, justru itu investasi di akhirat kelak, dan Allah pun akan memberikan yang lebih dari kita berikan. Jadi jangan khawatir untuk memberikan zakat yang lebih, karena toh rezeki Allah yang atur kan.
Nasihat yang sama pernah dilontarkan oleh seorang kakek tua berumur sekitar 70 tahun. Beliau berkata kepada saya yang sedang duduk termenung saat itu, bahwa memberikan kebaikan kepada orang lain ga ada ruginya. Sama halnya zakat, baik fitrah maupun zakat mal. Justru dengan berzakat itu, kita diberikann berkali-kali lipat nantinya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Ibaratnya, dengan berzakat kita bisa sukses dunia dan akhirat.
Nah, untuk itu yuk jangan takut untuk berzakat, karena banyak manfaatnya, bahkan Allah saja sudah menjaminnya. Penyempurna Iman,
Bentuk Ketaatan, Membantu Sesama dan terakhir adalah Pembersih Diri. Dengan berzakat terutama zakat fitrah, kita seperti membersihkan diri dari
hal-hal yang tidak bermanfaat dan kata-kata keji (yang dikerjakan waktu puasa). Perlu diingat, jangan sampai telat ya bayar zakat fitrah, karena wajib hukumya. Untuk itu jangan ditunda-tunda lagi, jika ada kesempatan langsung saja membayarnya.
Dengan membayar zakat, kita bisa membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan, juga membersihkan hati kita dari hal tidak bermanfaat.
sumber foto : [link]