Tak kenal maka tak sayang, mungkin itu perkataan yang ngena banget buat saya yang setiap pulang kampung sering ngelewatin Situ Lengkong dan baru kali ini menyempatkan diri untuk pergi kesana. Usut punya usut, ternyata Situ Lengkong ini sudah menjadi cagar alam sejak zaman penjajahan belanda pada tanggal 21 Februari 1919 berdasarkan kepada surat keputusan gubernur Jendral Hindia Belanda kala itu (Besluit van den Gouverneur Genreaal van nederlandsch indie) pada nomor 6 tahun 1919 [link].
Lokasinya berada persis di kaki gunung sawal atau ± 41 Km dari Kota Ciamis [map]. Jaraknya sendiri tidak seberapa jauh dari kampung saya yang berada di Kecamatan Kawali, Ciamis, mungkin sekitar 30 menit kalau naik sepeda motor. Selain terkenal akan pemandangan sekitar yang indah dengan view pegunungan juga persawahan, danau yang luasnya mencapai 57,95 ha inipun terkenal bagi yang ingin berziarah.
Ditengah situ Lengkong terdapat sebuah pulau yang bernama Nusa Gede yang didalamnya terdapat sebuah makam Hariang Kencana atau Sayyid Ali bin Muhammad bin Umar atau sering disebut mbah Panjalu. Beliau merupakan seorang putera dari Hariang Borosngora. Didalam Nusa Gede juga terdapat beberapa makam keluarga dari Kerajaan Panjalu lainnya. Dahulu, sang Prabu Borosngora membuat Situ Lengkong di Panjalu ini pada masa beliau menjadi Raja Panjalu dan Nusa Gede merupakan pusat dari Pemerintahan Kerajaan Panjalu.
Sebagai cagar alam yang dilindungi oleh pemerintah, Nusa Gede ini memiliki vegetasi hutan primer yang masih sangat utuh juga banyak tumbuhan alami. Didalamnya terdapat beberapa jenis flora seperti Kondang (Ficus variegata), Kileho (Sauraula Sp), dan Kihaji (Dysoxylum). Di bagian pulau yang lebih rendah tumbuh tanaman Rotan (Calamus Sp), Tepus (Zingiberaceae), dan Langkap (Arenga) [link].
Mayoritas pengunjung memang khusus untuk berziarah ke Pulau yang luasnya mencapai 9,25 ha ini [link]. tak hanya sekitaran Ciamis, pengunjung banyak juga yang berasal dari kota lain seperti Bandung, Jakarta bahkan kota-kota di Jawa Tengah.
Untuk dapat menuju ke Nusa Gede, kita bisa menyewa perahu yang banyak tersedia dipinggiran danau. Harganya sekitar Rp. 6000/orang dan biaya masuknya sekitar 2500/orang. Mungkin karena masih terlalu pagi, belum banyak aktifitas para peziarah yang akan menyebrang ke Nusa Gede ataupun para pedagang sekitar yang menjajakan dagangannya.
Ada yang unik khususnya pada bulan Maulud, disini biasa melaksanakan acara rutin yaitu semacam upacara adat kirab pusaka Kerajaan Panjalu yang disimpan di dalam museum yang diberi nama “bumi alit “. Pusaka-pusaka tersebut dikeluarkan untuk dimandikan (dibersihkan) dalam satu Upacara yang diberi nama “Nyangku”. Hal tersebut dilakukan untuk menghormati jasa Para Leluhur Panjalu dan biasanya inilah puncak dari kunjungan Wisata ke Situ Lengkong Panjalu [link].
Selain untuk berwisata alam dan religi, Situ Lengkong Panjalu ini juga dimanfaatkan penduduk sekitar untuk mengairi persawahan dan perkebunan warga sekitar, serta banyak juga tambak-tambak dan pemancingan disekitar danau menjadikan danau ini sangat berkah bagi penduduk sekitar. Selain itu, banyak juga anak – anak dari penduduk sekitar memanfaatkannya sebagai sarana bermain air dan berenang.
How to get there?
Untuk kamu khususnya yang berasal dari Jakarta mau ke Situ Panjalu? gampang banget, ada beberapa transportasi yang bisa dipilih :
1. Naik Bus
Kamu bisa naik dari terminal kampung rambutan dan naik bus menuju Tasikmalaya seperti (Primajasa atau Doa Ibu) atau naik bus yang mengarah kee Cilacap atau Karang Pucung seperti (Gapuraning Rahayu atau Sinar Jaya) turun di pertigaan tagog. dari sana bisa naik ojek atau angkot (jam operasionalnya hanya pagi – sore).
2. Naik Kereta
Ada dua jadwal kereta yang bisa dipilih dari stasiun Pasar Senen. pertama adalah serayu 216 jam 09.15 dan kedua serayu 220 pada jam 21.00 WIB. Nanti, turunnya bisa di Ciamis dan setelahnya naik bus mini elf yang trayeknya menuju ciamis-panjalu. Memang tidak sampai Situ Lengkong, kamu harus nyambung lagi naik ojek menuju kesana.
Untuk cara pesannya, saya selalu pakai tiket.com, selain mudah dan aman juga user friendly banget khususnya untuk yang mobile. Saya sendiri udah langganan pakai tiket.com sejak lama, mulai pesan tiket pesawat hingga kereta menuju kota-kota di Jawa seperti Yogyakarta, Surakarta, Kediri ataupun Semarang.
3. Naik Kendaraan Pribadi
Untuk naik kendaraan pribadi, memang disarankan naik mobil karena aksesnya lebih cepat lewat tol. kalaupun naik sepeda motor bisa, tapi menempuh perjalanan sedikit lebih jauh dengan melewati purwakarta, bandung hingga tiba di jalur selatan jawa.
Bagi kalian yang naik mobil, bisa melalui tol jakarta – cikampek lalu masuk menuju tol cipularang dan keluar cileunyi. setelahnya, kamu akan melewati jalur utama selatan jawa hingga tiba akhirnya di pertigaan tagog [map]. Setelah tiba, jalan terus dan ambil arah menuju kawali. memang perlu ektra yang belum pernah mengetahui jalan ini sebelumnya karena rambu petunjuk jalan yang masih kurang, namun kita bisa memakai GPS (gunakan penduduk sekitar) untuk bertanya-tanya. Jika kamu udah menemui plang selamat datang, artinya sebentar lagi sudah sampai di Situ Lengkong Panjalu ini.
Yup, itulah sekilas tentang wisata alam juga religi yang ada di kampung saya di Ciamis, Jawa Barat. Memang, lebih baiknya mengenal wisata di kampung sendiri terlebih dahulu, kenali potensinya dan explore lebih dalam baru mengenal wisata ditempat lain yang lebih jauh bahkan sampai mancanegara. sekali lagi, tak kenal maka tak sayang bukan? Selamat Berlibur 🙂
Iya mbak, memperkenalkan wisata daerah sendiri berarti kita ikut dalam memajukan perekonomian daerah, karena jika pariwisatanya bagus maka roda perputaran ekonomi masyarakat pun juga meningkat.
Pengen lah ke Situ Lengkong itu mbak, semoga saya bisa kemari suatu saat ya!
betul kak, bisa meningkatkan ekonomi masyarakat juga memperkenalkan potensi daerah 🙂
yuk kak kesana sekalian wisata ziarah 🙂
Wah, Ciamis? Saya pernah baca bahwa Ciamis kaya akan peninggalan bersejarah. Terutama yang terkait dengan Sunda Kuna. Sepertinya ini salah satu di antaranya, ya? Jadi penasaran Mas. Nanti kalau saya main-main ke Ciamis, kita saling berkontak, boleh kan ya? Saya baru tahu kalau kampung halamanmu di Ciamis Mas, hehe… asyik, asyik, mudah-mudahan suatu hari bisa ke sana dan tanya-tanya soal ritual dengan masyarakat sekitar #eh.
ternyata kampung saya dulunya adalah salah satu kerajaan di jawa, namanya kerajaan galuh dan terkenal bahkan yang menjadi awal dari perang bubat. emang ada peninggalannya cuman ga berbentuk candi, hanya batuan-batuan dan sedimen gitu. yuk ekplore ciamis, banyak peninggalan beruta kerajaan galuh disana mas 🙂 nnti bisa nginep dirumahku lho hehehe
Masuk ke daftar tujuan main. Ada niat mau ke Ciamis diakhir tahun bareng teman-teman sekalian singgah di rumah teman. Semoga bisa ke sini, 🙂
Kalau masih pagi hawanya sejuk kelihatannya mas.
waah senangnya bisa ke ciamis, disana ga cuman wisata alam tp wisata sejarah khususnya kerajaan galuh..
selamat jalan-jalan klo gitu hehehe 🙂
Ciamis, aku malah belum explore daerah sini. Padahal kampung halaman sendiri.
walah kampungnya di ciamis jg? ciamis mananya kak siapa tau ga jauh dari kampung aku hehehe
Oalah, sampeyan orang asli Ciamis toh. Cakep Situ-nya, terus itu berkabut juga ya? Jadi semakin magisss.
Boleh sambil mancing gk
asli keren banget viewnya gan
kendaraan angkutan umum ada gak kesana?