Pagi yang indah di krakatau

Pagi yang sangat pagi mungkin lebih tepatnya sih shubuh hari kami harus bergegas untuk menuju ke petak 9 gunung anak krakatau. bangun pun hampir telat, yang harusnya jam 5.00 pagi sudah jalan jam 4.50 malah baru bangun.

makan cuma sehelai roti dengan teh hangat itupun tak sampai habis minumnya. Sebelumnya sih kami di ingatkan untuk memakai masker karena situasi anak krakatau sedang mengeluarkan asap yang mengepul pasca batuk pada september kemarin.

Pas nginep di tenda sih baunya tidak begitu kerasa tapi begitu berjalan sampai di petak 2 baru bau belerang terasa di hidung ini. padahal sih sudah di ingatkan untuk tidak memakai sendal, kalaupun memakai sendal disarankan memakai kaos kaki tapi karena saya tak bawa sepatu dan kaos kaki yasudahlah pasrah saja dengan pasir vulkanik krakatau itu.

Tapi gara-gara memakai sendal jepit itu saya begitu kesulitan menyelusuri petak demi petak di anak krakatau karena medannya berupa pasir vulkanik ditambah lagi dengan kemiringan hampir 45 derajat kira-kira segitu sih kemiringannya kalo ga salah sih hehe.

Akhirnya sampai juga kami di petak 9 anak krakatau, tempat paling aman melihat krakatau dari dekat.  Butuh waktu 30 menit lebih kiranya sampai di petak 9 itu, bau blerang benar-benar terasa perih di mata maupun sangat sesak di dada.

Walau matahari tak terlalu menampakan batang hidungnya dikarenakan mendung tapi suasana disana tak kalah indah kok, dengan pulau-pulau hasil letusan krakatau, birunya laut maupun kepulan asap anak karakatau itu sendiri.

Walau ada yang memaksakan ke atas namun itupun hanya sampai setengah dari puncak krakatau. Saya sih hanya duduk dan bergalau sajalah melihat indahnya kepulan asap krakatau dari dekat. Anehnya, kalau kita sudah lama disana ga begitu berasa bau belerangnya mungkin butuh penyesuaian aja kali yaa katanya sih begitu.

Asap Mengepul di Puncak Anak Krakatau
Pemandangan Sekitar Krakatau
Matahari yang tampak malu – malu mengeluarkan cahaya
Belerang yang keluar dari dalam anak krakatau

Setelah cukup lama berada di petak 9 itu, Kami pun memutuskan balik ke tenda melewati jalur lain selain jalur pendakian itu, katanya sih indah pemandangannya, okelah kami telusuri jalan setapak itu, saya merasakan hawa belerang yang sangat panas keluar dari samping saya, disini saja sudah panas apalagi dipuncaknya ya.

Jalanannya sendiri sangat curam, karena memakai sandal jepit, kaki saya sakit sekali terkena pasir-pasir vulkanik yang masuk dalam sandal, akhirnya saya berjalan miring dan mengikuti jejak teman saya yang sudah menginjak pasir terlebih dahulu, repotnya make sendal plus tidak ada kaos kaki begini malah kaki saya lecet – lecet terkena pasir krakatau itu. 

disaat tersesat di hutan
Ternyata eh ternyata tak ada yang tahu jalan rupanya, kami pun tersesat diantara rimbunnya pohon pinus gunung anak krakatau sampai kami bingung harus lewat mana, walaupun terlihat laut tapi begitu melihat kebawah ternyata itu adalah jurang.

Beruntunglah ada rombongan lain rupanya mengikuti jejak kita, malah dia yang menunjukan jalannya, sepertinya mereka itu sudah paham betul ya jalanan gunung.  Saya melihat track larva bekas muntahan anak krakatau begitu indah dilihat, benar-benar karunia allah. Akhirnya kami pun sampai di tenda dengan selamat senantiosa.

Ketika si bule datang

Anak krakatau ini memang tidak setinggi gunung-gunung lain yang ada, tapi begitu populernya gunung ini sampai ada film Hollywood yang mengisahkannya banyak bule juga berdatangan kesini karena kepopulerannya itu. begitu ada si bule yang datang dia hanya berpesan kepada kami disana “jaga baik-baik ya, jangan buang sampah sembarangan”, seperhatiannya si bule sama gunung anak krakatau itu. 

29 Comments

  1. iya kesananya naik kapal, udah gitu harus nyewa juga kapalnya kesana, ga ada kapal biasa soalnya ga perpenghuni disana hihi.

    hehe bisa mabok air laut kalo berenang kesana mah 😀

  2. @ Ejawantah Wisata,

    benar sekali, ditambah lagi alam indonesia yang indah, pasti lebih banyak ceritanya kalau bisa ke semua tempat indah itu hehe 😉

    salam wisata indonesia

  3. Setuju dg memperbanyak foto, memperbesar foto, memperbanyak detail foto, serta penjelasan lainnya . Mungkin perlu dicoba juga penelitian tentang sebuah gunung api besar di selatan Bengkulu bawah laut, walau hanya berupa penjelasan. Mksh.

  4. kayaknya kamu perlu mencoba ke tempat lain deh. coba kamu datang ke ranu kumbolo. ranu kumbolo itu danau di dataran tinggi. di sana ada tanjakan cinta. lalu kamu bisa melangkah terus menuju puncak semeru. ranu kumbolo itu indaaaaah banget. nggak lengkap kalo seorang petualang nggak mampir ke ranu kumbolo…

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Selamat Pagi Kawah Anak Krakatau

Pagi yang sangat pagi mungkin lebih tepatnya sih shubuh hari kami harus bergegas untuk menuju ke petak 9 gunung anak krakatau. bangun pun hampir telat, yang harusnya jam 5.00 pagi sudah jalan jam 4.50 malah baru bangun.

makan cuma sehelai roti dengan teh hangat itupun tak sampai habis minumnya. Sebelumnya sih kami di ingatkan untuk memakai masker karena situasi anak krakatau sedang mengeluarkan asap yang mengepul pasca batuk pada september kemarin.

Pas nginep di tenda sih baunya tidak begitu kerasa tapi begitu berjalan sampai di petak 2 baru bau belerang terasa di hidung ini. padahal sih sudah di ingatkan untuk tidak memakai sendal, kalaupun memakai sendal disarankan memakai kaos kaki tapi karena saya tak bawa sepatu dan kaos kaki yasudahlah pasrah saja dengan pasir vulkanik krakatau itu.

Tapi gara-gara memakai sendal jepit itu saya begitu kesulitan menyelusuri petak demi petak di anak krakatau karena medannya berupa pasir vulkanik ditambah lagi dengan kemiringan hampir 45 derajat kira-kira segitu sih kemiringannya kalo ga salah sih hehe.

Akhirnya sampai juga kami di petak 9 anak krakatau, tempat paling aman melihat krakatau dari dekat.  Butuh waktu 30 menit lebih kiranya sampai di petak 9 itu, bau blerang benar-benar terasa perih di mata maupun sangat sesak di dada.

Walau matahari tak terlalu menampakan batang hidungnya dikarenakan mendung tapi suasana disana tak kalah indah kok, dengan pulau-pulau hasil letusan krakatau, birunya laut maupun kepulan asap anak karakatau itu sendiri.

Walau ada yang memaksakan ke atas namun itupun hanya sampai setengah dari puncak krakatau. Saya sih hanya duduk dan bergalau sajalah melihat indahnya kepulan asap krakatau dari dekat. Anehnya, kalau kita sudah lama disana ga begitu berasa bau belerangnya mungkin butuh penyesuaian aja kali yaa katanya sih begitu.

Asap Mengepul di Puncak Anak Krakatau
Pemandangan Sekitar Krakatau
Matahari yang tampak malu – malu mengeluarkan cahaya
Belerang yang keluar dari dalam anak krakatau

Setelah cukup lama berada di petak 9 itu, Kami pun memutuskan balik ke tenda melewati jalur lain selain jalur pendakian itu, katanya sih indah pemandangannya, okelah kami telusuri jalan setapak itu, saya merasakan hawa belerang yang sangat panas keluar dari samping saya, disini saja sudah panas apalagi dipuncaknya ya.

Jalanannya sendiri sangat curam, karena memakai sandal jepit, kaki saya sakit sekali terkena pasir-pasir vulkanik yang masuk dalam sandal, akhirnya saya berjalan miring dan mengikuti jejak teman saya yang sudah menginjak pasir terlebih dahulu, repotnya make sendal plus tidak ada kaos kaki begini malah kaki saya lecet – lecet terkena pasir krakatau itu.

 

disaat tersesat di hutan
Ternyata eh ternyata tak ada yang tahu jalan rupanya, kami pun tersesat diantara rimbunnya pohon pinus gunung anak krakatau sampai kami bingung harus lewat mana, walaupun terlihat laut tapi begitu melihat kebawah ternyata itu adalah jurang.

Beruntunglah ada rombongan lain rupanya mengikuti jejak kita, malah dia yang menunjukan jalannya, sepertinya mereka itu sudah paham betul ya jalanan gunung.  Saya melihat track larva bekas muntahan anak krakatau begitu indah dilihat, benar-benar karunia allah. Akhirnya kami pun sampai di tenda dengan selamat senantiosa.

Ketika si bule datang

Anak krakatau ini memang tidak setinggi gunung-gunung lain yang ada, tapi begitu populernya gunung ini sampai ada film Hollywood yang mengisahkannya banyak bule juga berdatangan kesini karena kepopulerannya itu. begitu ada si bule yang datang dia hanya berpesan kepada kami disana “jaga baik-baik ya, jangan buang sampah sembarangan”, seperhatiannya si bule sama gunung anak krakatau itu.

23 Comments

  1. Perjalanan wisata alam yang mengagumkan, banyak cerita dibalik setiap peristiwa.

    Sukses selalu.
    Salam Wisata

  2. iya kesananya naik kapal, udah gitu harus nyewa juga kapalnya kesana, ga ada kapal biasa soalnya ga perpenghuni disana hihi.

    hehe bisa mabok air laut kalo berenang kesana mah 😀

  3. @ Ejawantah Wisata,

    benar sekali, ditambah lagi alam indonesia yang indah, pasti lebih banyak ceritanya kalau bisa ke semua tempat indah itu hehe 😉

    salam wisata indonesia

  4. wah keren itu gunung api di bawah laut.. tp musti menyelam dulu dong klo mau ksana.. tp klo misal bneran ada keren bgt pasti.

  5. seru sih mas kalo dari jauh, klo dari deket bisa angus nanti hehe.. pas saya ksana aja bau asepnya bener2 nyengat bgt

  6. hehe makasih mas, pdhl sih ga terlalu pengen kesana cuman penasaran aja gmn keadaannya disana 🙂

  7. wah waktu itu saya ikut tour sih jd ga tau masalah ijinnya, dan kyknya sih susah kesana klo ga pake tour soalnya sewa kapalnya mahal

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *