Seperti yang kita tahu, hutan memiliki manfaat yang baik bagi kehidupan makhluk hidup, hutan sebagai pemberi oksigen dan juga penyerap karbon dioksida sudah memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia dan juga lingkungan.
Tetapi banyak sekali tersiar berita tentang kerusakan hutam yang semakin masif terjadi di beberapa daerah. Masalah kerusakan hutan sebenarnya sangat memprihatinkan, bagaimana tidak, hutan saat ini sudah banyak yang beralih fungsi sehingga akan mengancam kelangsungan manusia dan juga lingkungan.
Terjadi alih fungsi hutan yang dulunya sebagai sumber oksigen menjadi gundul yang diakibatkan oleh ulah manusia yang egois dengan melakukan penebangan liar dan alih fungsi lahan. Alih-alih ingin membuat kebun, atau bercocok tanam, namun yang terjadi malah membuat alam yang dulunya untuk sumber mata air menjadi tidak dapat menyerap air hujan lagi.
Sudah dipastikan, akibat dari gundulnya hutan banyak bencana terjadi. Seperti: krisis air di pegunungan, longsor, banjir dan ekosistem yang terganggu seperti munculnya fenomena monyet yang turun ke rumah warga karena kelaparan, disebabkan tidak adanya asupan makanan di hutan yang semakin gundul.
Sama halnya seperti Gunung Lemongan yang sudah semakin kritis terkikis oleh keserakahan manusia yang ingin menggeruk alam, namun tidak melestarikannya. Padahal, sebagian besar masyarakat sangat bergantung pada hasil alam.
Beruntung, ada seorang pemuda bernama Abdullah Al-Kudus atau dipanggil A’ak yang dapat menggumpulkan puluhan anak muda, mengajak mereka menanam pohon, dan merawat lingkungan. Beliau menamainya sebagai “Laskar Hijau” yaitu penyelamatan lingkungan.
Menurut dia, hal ini terjadi karena di sekitar gunung tersebut ada pembalakan liar atau illegal logging yang berlangsung dari tahun 1998–2002. Makanya, untuk mengatasi masalah itu para relawan Laskar Hijau pun melakukan gerakan menanam pohon atau penghijauan dengan konsep hutan setaman. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki ekosistem alam di sekitar gunung. Tak cuma di daerah Gunung Lemongan, Laskar Hijau melakukan pula konservasi di daerah lain. Menurut A’ak, turut sertanya organisasi ini dalam menangani penghijauan di daerah lain karena ada permintaan.
Dengan kegigihan beliau, Sedikitnya 400 hektare hutan di Gunung Lemongan sudah hijau. Ranu Klakah, danau terpenting di kawasan itu, kembali 15 dipadati air. Kebayang kan, berapa ribu orang yang sangat bergantung sama air di sekitar gunung lemongan? para peternak, petani, dan rumah tangga.
A’ak adalah sosok dengan 1001 aktivitas. Dunia seni digelutinya, terutama seni rupa, sastra, dan teater. Dia pernah berguru kepada sejumlah seniman hebat, seperti pelukis Uki Sukisman di Pasar Seni Ancol, Jakarta, WS. Rendra (almarhum), penyair sufi stik Dik Munthalib, 75 tahun, serta cerpenis nyentrik Julius Siyaranamual (almarhum).
Selain melakukan penghijauan, para relawan juga memulung sampah plastik untuk didaur ulang menjadi polybag atau kantong plastik. Mereka juga memulung biji-bijan untuk disemai. Adapun terkait biaya operasional, A’ak mengatakan bahwa semua kegiatan organisasi ini dilakukan dengan swadaya atas dasar keikhlasan dari para relawan. Atas dasar itulah A’ak pun percaya bahwa aktivitas gerakan Laskar Hijau ini sudah sesuai dengan nilai utama revolusi mental, yaitu integritas, etos kerja, dan gotong royong.
Dengan Adanya A’ak atau Abdullah Al-Kudus, kita jadi sadar betapa pentingnya lingkungan untuk kehidupan sekitar. Dengan melestarikan alam, kita juga turut membuat sejahtera kehidupan masyarakat yang berada di sekitar gunung lemongan.
Dengan kerjakeras dan usaha beliau, juga turut menjadi semangat oleh saya untuk bisa membuat lingkungan menjadi lebih hijau. Ya, walau tidak ada gunung di sini, tapi bisa memulainya dari lingkungan rumah sendiri, dengan memilah sampah, menanam tanaman dan sayuran sendiri di rumah.
Sumber foto: mongabay.co.id
