Emansipasi Wanita dalam kesetaraan gender di Film Kartini

Dalam memperingati hari RA Kartini yang setiap tahun pasti dirayakan dengan berpakaian tradisional Indonesia, Aku sendiri menyempatkan waktu untuk menonton langsung filmnya di Netflix via IndiHome sebagai Internet Keluarga yang paling bisa diandalkan. Berlangganan Netflix sekarang sangat praktis dengan paket bundling dari IndiHome yang masih dalam Telkom Group. Jadi, pembayarannya sudah sangat praktis, kan.

Sejujurnya, aku tidak terlalu paham mengenai kisah hidup RA Kartini, yang aku tahu Beliau pahlawan emansipasi kesetaraan gender bagi Wanita. Dimana Beliau ingin menyamaratakan derajat Wanita dan mendapatkan hak Pendidikan yang sama dengan pria. Tetapi, di film ini aku mendapatkan gambaran jelas mengenai kehidupan Ibu Kartini dari kecil hingga dewasa. 

Awalnya aku sempat dibuat sedih, karena RA Kartini (Dian Sastrowardoyo) saat kecil harus tumbuh dan menyaksikan sang ibu, Ngasirah (Christine Hakim) menjadi orang yang terbuang di rumahnya sendiri. Wajar aja karena sang Ibu, Ngasirah adalah orang biasa dan tidak punya darah ningrat di tubuhnya. Sehingga posisinya tidak dianggap penting dalam keluarga. Bahkan Kartini tidak boleh memanggilnya Ibu tetapi Yu (untuk sebutan pembantu).

Sementara sang Ayah Raden Sosroningrat (Deddy Sutomo) sangat menyayangi  putrinya yaitu Kartini. Namun Beliau tidak berdaya melawan budaya yang telah dijalankan selama turun-temurun. 

Sumber: tabloidbintang.com

Berawal dari sang Kakak, Sostrokartono (Reza Rahadian) yang melihat adiknya (Kartini) kesepian, lalu ia memberikan kunci kamarnya ke Kartini untuk mendapatkan akses buku-buku dari belanda yang ditaruh di dalam lemari bukunya. Dari seluruh buku-buku yang dibaca, Kartini merasa yakin akan mampu mewujudkan impiannya untuk menyetarakan hak perempuan. 

Melihat hal itu, Kartini tergerak untuk bisa menyetarakan hak bagi kaum perempuan, baik itu orang biasa maupun ningrat. Salah satu yang menjadi fokus Kartini untuk menyetarakan hak perempuan adalah dengan menjamin pendidikan bagi perempuan. 

Kartini tidak sendiri. Ia dibantu oleh saudarinya Roekmini (Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita) mencoba membangun sebuah sekolah untuk kaum miskin. Ia memberikan akses kepada Wanita di sekitar kediamannya untuk dapat membaca aksara Belanda. 

Hal sangat menyentuh hati, Ketika Kartini bersama kedua adiknya sedang berada dalam kereta kuda menuju kediamannya, tiba-tiba ada beberapa anak kecil yang memanggilnya dari kejauhan. Mereka memberikan beberapa hasil bumi kepada Kartini sebagai ucapan terima kasih karena mereka sudah bisa makan berkat menjual seni pahat ke Belanda. Ya, memang sebelumnya Kartini juga mencoba membuka lapangan kerja bagi warga Jepara. Kartini membangun kerjasama seni pahat yang hasilnya langsung dikirimkan ke Belanda, usaha ini membuka lapangan kerja bagi warga Jepara.

Seluruh perjuangan Kartini untuk mewujudkan kesetaraan bagi perempuan tidaklah mudah. Banyak rintangan yang ia hadapi, terutama dari kakak laki-lakinya yang memang sangat menentang kegiatannya selama ini. Segala cara dilakukan Kartini agar bisa mengirimkan tulisan ke seorang Belanda, hingga akhirnya harus terkurung dalam kamar pingitan Bersama kedua adiknya.

Menonton film kartini seakan memberikan gambaran betapa susahnya mendapatkan akses Pendidikan di Zaman dahulu apalagi bagi seorang Wanita. Ya, lagi-lagi kendalanya adalah budaya yang selama ini mengekang kesetaraan gender. Aku bersyukur lahir di Zaman teknologi sudah sangat maju, dimana akses Internet melalui Wifi cepat, aku dapat Nonton Puas Tanpa Batas, mendapatkan Pendidikan yang terjamin juga pekerjaan yang layak. Terima kasih Ibu RA Kartini atas emansipasi dan perjuangannya dalam meraih kesetaraan gender, juga dengan karya tulisannya yang sangat dikenang hingga kini.

4 Comments

  1. Ini film inspiring banget. Mesti nih jadi tontonan ‘wajib’ untuk perempuan Indonesia khususnya. Bahwa pada akses mengenyam pendidikan yang terbuka seluasnya tsb, ada peran RAKartini yang tidak dapat kita kesampingkan.

  2. Kartini sosok perempuan yang mengangkat derajat perempuan . Film kartini ini sangat kental dengan budaya Jawa. Bisa nonton film lain yak dengan koneksi indihome yak.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *