Tak pernah saya mendengar ada candi di jawa barat. kebanyakan memang candi berpusat di jawa tengah, yogyakarta dan di jawa timur. namun tampaknya jawa barat pun mempunyai candi.
Namanya Candi Cangkuang, terletak dipinggir danau cangkuang. banyak orang mengira itu adanya di tengah danau, padahal tak ada pulau di danau itu. mungkin karena terletak di ujung danau dan bentuknya seperti pulau di tengah danau.
untuk mencapai lokasi danau cangkuang, anda bisa mencoba ojek atau dengan kuda. untuk menuju candinya, sebenarnya sih bisa pakai rakit, cuma karena saya sendirian, maka sang tukang ojek pun mengajak saya untuk pergi lewat pintu belakang menuju candi. memang sih lebih mahal lewat pintu belakang, 20.000 untuk pp, tapi saya bisa hemat 10.000 karena tidak naik rakit, namun konsekuensinya ga bisa merasakan naik rakit .
Ternyata saya melewati sebuah perkampungan, namanya kampung pulo. suasana beda sekali dari kampung pada umumnya. disana cuma ada 6 rumah dan satu musholla yang sangat kecil. rumahnya berbentuk rumah panggung, khas banget tatar sunda.
Denah Rumah Kampung Pulo |
Menurut cerita, mengapa rumah tersebut hanya ada 6 buah saja. Embah Dalem Arif Muhammad, Beliau adalah yang menyebarkan Agama Islam di kampung pulo. lalu beliau wafat dan beliau meninggalkan 6 orang anak wanita dan satu orang pria.
oleh karena itu, kampung pulo terdapat 6 buah rumah adat, jumlah dari rumah tersebut tidak boleh ditambah atau dikurangi serta yang berdiam di rumah tersebut tidak boleh lebih dari 6 kepala keluarga.
jika seorang anak sudah dewasa kemudian menikah maka paling lambat 2 minggu setelah itu harus meninggalkan rumah dan harus keluar dari lingkungan keenam rumah tersebut.
Saya pun masuk kelingkungan candi, dan diharuskan membayar sebesar Rp.3000. suasananya memang sepi sekali saat itu. candinya sendiri cukup kecil dan disampingnya terdapat makam Embah Dalem Arif Muhammad, yang katanya dihari-hari tertentu dilaksanakan ritual entah ritual apa.
Candi ini adalah candi hindu, karena dahulu kampung pulo beragama hindu. Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1966. disekitar candi terdapat bangunan unik beratapkan khas sunda, ternyata itu adalah museum.
ternyata didalamnya tersimpan ayat-ayat suci alquran. tidak ada peninggalan hindu disana, tapi untuk upacara ritual hindu sendiri masih tetap dilakukan pada hari-hari tertentu.
yang menarik ada dua buah foto didalam museum itu yang menampilkan foto penampakan wajah orang dan ular. serem sendiri melihatnya, mana saya tadi sendirian foto-foto candinya lagi. beruntung setelah saya lihat-lihat tidak ada penampakan di foto-foto yang saya ambil.
keluar dari halaman candi, tiba-tiba penjaga yang biasa meminta uang setiap akan masuk candi hilang. jadi bisa dibilang saya adalah orang terakhir yang kecandi itu. lalu karena penasaran dengan danaunya saya pun muter-muter ga jelas disekitar candi. sempat nyasar pula ke makam umum yang ada di sekitar candi.
Suasananya benar-benar seperti di lukisan |
Akhirnya saya bisa melihat danaunya juga. fiuh, sepi juga ternyata danaunya. terdapat dua rakit disana, ketika saya sampai sana, tukang rakitnya pun mengajak saya untuk ikut, namun karna saya sudah terikat kontrak dengan tukang ojek ga jadi naik rakit. dan rakit yang satunya lagi pun pergi beberapa menit setelah itu.
Dikesepian, sendiri dipinggiran danau, tiba-tiba ada orang yang menyandarkan rakitnya dipinggir danau, beruntung yang punya rakit pergi entah kemana. Akhirnya kesampaian juga naik rakit tanpa harus membayar. walau danaunya sedikit dangkal, tapi itu tak mempengaruhi pemandangan yang ada disana.
sumber kampung pulo :
Pariwisata Garut
kata "cakuang" kayak dari bahasa padang gitu ya
Danau nya kering yaaa ???
apa jangan2 ada kesamaan yaa sama bahasa padang 😀
betul bgt mas rada kering danaunya
whaha…serem juga ya andai jepret malah nongol penampakan di LCD kamera…ahahaha
untung aja ga ada mas di lcd kamera saya hihihi 😀
Indah juga ya suasan disana. Jadi pengen main kesana lagi nih…
Salam,
betul kang indah bgt, harus dicoba kesana ..
keren kang
saya penyuka situs sejarah seperti ini, tapi beneran ini baru pertama kalis saya dengar candi cangkuang. siip Mas dipublikasikan terus aja, biar makin masyhur.
Jadi pengen pergi ke sana gan. .t
candinya cuma itu kang? satu biji? 🙂
kecil banget ya
Terakhir kali saya ke sana tahun 2009 klo nggak salah. Pemandangannya bagus, tapi waktu itu danaunya agak kotor sampah. Saya sempat motret pagi-pagi di sini, cocok deh buat obyek foto menandingi Kawah Putih.
Sebenernya ada lagi candi di Jawa Barat, namanya Candi Bojongmenje, letaknya di belakang pabrik di Jl. raya Rancaekek km 25. Ulasannya ada di blog saya.
Tak ada data dan fakta sejarah tentang candi itu kah??
hehe betul kang
siap mas semoga candi ini semakin tersohor nantinya 😀
ayoo main kesana 😀
betul kang kecil bgt candinya hehe.. cuma satu lagi
jadi penasaran.. gmn sebenernya rasanya seperti benar2 ada dalam lukisan kang 🙂
padahal asik kayaknya ya kalo keliling danaunya pake rakit..:-)
yang saya tahu sihditemukan pertamakali pada tahun 1966, saya jga baru tau ada candi di jabar hehe 😀
hehe coba pas disana saya dilukis, pasti seperti dilukisan kang 😛
betull mas, saya jga nyesel, walau nyobain naiknya doang tapi kan ga keliling danau 🙁
baru tahu nich tentag candi cangkuang, alhamdulillah ya karena ternyata museumnya berisi barang2 yang beraroma islam, liputan dan fotonya apik banget…apalagi foto diatas rakitnya …luarbiasa 🙂
baru pertama kali ini baca ada candi cangkuan di jawa barat. perlu banyak belajar tentang situs-situs sejarah di Indonesia nih, terutama di tanah jawa.
Denger nama cangkuang jadi kpleset ke kata Bengkuang. Hehe tapi keren gan, Ane baru tau namanya candi cangkuang. Trims nih nambah referensi..
wah apa gak kesepian yah mereka cuma maksimal 6 kepala keluarga gak boleh lebih…
btw ada aroma mistis gak mas di dekat makamnya? 😀
alhamdulillah ya mas hehe.. wah makasih mas 🙂
perlu itu mengerti betul candi2 di pulau jawa 😀
hahaha bisa sampe kplesetnya kesana gan.. oke sama2 gan 😀
tapi persaudaraan mereka itu erat bgt walau cuma 6 kepala keluarga. merinding bro deket makamnya hehe..
Kata Cangkuang di ambil dari sebuah pohon yang tumbuh di daerah itu, namanya pohon cangkuang. sayangnya pohon ini juga hampir punah. di komplek candi ada satu pohon cangkuang yang hidup.
Candi dan Danau Cangkuang ramai biasanya pada hari2 libur, wisatawan lokal maupun mancanegara biasanya banyak yang berkunjung.
Keaslian dan keindahan alam di Garut terutama di Wilayah Cangkuang memang tidak diragukan lagi.
kalau ada kesempatan berkunjung ke Garut, ini bisa jadi salah satu tujuan wisata yang bagus. 🙂
Kata Cangkuang di ambil dari sebuah pohon yang tumbuh di daerah itu, namanya pohon cangkuang. sayangnya pohon ini juga hampir punah. di komplek candi ada satu pohon cangkuang yang hidup.
Candi dan Danau Cangkuang ramai biasanya pada hari2 libur, wisatawan lokal maupun mancanegara biasanya banyak yang berkunjung.
Keaslian dan keindahan alam di Garut terutama di Wilayah Cangkuang memang tidak diragukan lagi.
kalau ada kesempatan berkunjung ke Garut, ini bisa jadi salah satu tujuan wisata yang bagus. 🙂
ga takut mas?
takut sih sedikit 😀
naek sampan seharga 6000 bukan? hahaha gw kesitu taun 2012 yg lalu..