Indonesia menempati wilayah terluas di Asia Tenggara, atau 15 terluas di seluruh dunia. Dengan luas wilayah di Indonesia mencapai 1.904.569 km². Dengan luasnya wilayah, juga kondisi geografis yang berpulau-pulau, mulai dari pulau terbesar yaitu Papua yang menempati urutan pertama, atau kedua di dunia setelah greenland. Selanjutnya Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Jawa dan terakhir pulau timor.
Dari pulau besar tadi, terdapat beberapa pulau kecil yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara. Bahkan tidak jarag ada pulau yang letaknya terluar dan lebih dekat dengan negara lain. Sebagai contoh, Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur yang lebih dekat dengan Australia, atau Pulau Miangat di utara Manado yang lebih dekat dengan Filipina.
Dengan luasnya itu, tidak jarang banyak daerah yang kurang mendapatkan perhatian. Bahkan sedikit terpencil dari kehidupan yang selayaknya. Masalah pendidikan juga kesehatan memang menjadi pekerjaan utama pemerintah pusat maupu daerah untuk dapat menyediakan yang terbaik untuk rakyatnya.
Dengan segala keterbatasan tadi, tidak jarang banyak orang tergerak untuk dapat menolong sesama. Ya, kita tidak harus menunggu untuk dapat dibantu. Kalau bisa membantu banyak orang, kenapa tidak? itulah pepatah yang mungkin berlaku untuk Mansetus Balawala, pria asal Larantuka, Nusa Tenggara Timur atau NTT.
Beliau Lahir pada 5 Januari 1976 di Lewoleba, Kabupaten Lembata, Mansetus tinggal di Kota Sau I, Kelurahan Sarotari, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Biasa dipanggil Mans, Pria yang berasal dari Larantuka ini memiliki peran yang cukup besar bagi masalah kesehatan di desa terpencil, khususnya di wilayah Larantuka. Dengan hanya bermodalkan sepeda motor yang ia punya, Mansetus dapat menyelamatkan banyak nyawa ibu dan calon buah hatinya.
Mans bukanlah seorang Nakes, apalagi memiliki background kesehatan atau pegawai pemerintahan, melainkan ia hanya seorang montir sekaligus pemilik sebuah bengkel.
Namun, Beliau memiliki jiwa sosial yang cukup tinggi. Ia bersedia secara cuma-cuma tanpa bayara sepeserpun untuk mengantar para bidan yang hendak membantu persalinan di desa terpencil di wilayah Larantuka, NTT.
Kepedulian Mansetus terhadap kesehatan khususnya untuk ibu dan anak, telah ia tularkan pada sejumlah pemuda di kampungnya.
Dan memang sudah terbukti, Mans dapat mengajak para pemuda tersebut untuk ikut membawa sepeda motor mereka untuk membawa para bidan desa dan paramedis, agar bisa cepat melayani warga yang berada di wilayah sulit.
Mans sendiri tak memiliki latar belakang pendidikan kesehatan. Namun baginya itu bukanlah persoalan.
Aksi heroik Mans bermula ketika dirinya menghadiri sebuah Focus Group Discussion (FGD), yang membahas tentang kondisi kesehatan ibu dan anak. Kegiatan itu dihadiri petugas kesehatan dan penyuluh lapangan keluarga berencana se-Kabupaten Flores Timur pada Juli 2002, lalu.
Dari pertemuan itu Mars tertegun, karena ternyata banyak ibu dan bayi meninggal akibat terlambat dirujuk ke pusat-pusat pelayanan kesehatan.
Penyebabnya, gara-gara petugas telat datang menolong lantaran begitu minimnya sarana transportasi di daerah tersebut.
Dari situlah muncul ide mengembangkan program manajemen sarana transportasi dengan sistem kerusakan minimum untuk pelayanan kesehatan di pedesaan.
Mans kemudian mendirikan Yayasan Kesehatan Semua (YKS). Tak tanggung-tanggung, ia membeli 13 sepeda motor bekas untuk mengantar para bidan desa dan petugas kesehatan di lima kecamatan di Flores Timur.
Dari kisah Mansetus itulah, ia sangat layak mendapatkan indonesia satu award dari astra, karena kegigihannya juga kerja kerasnya dalam membantu para bidan untuk dapat menjangkau pasiennya di tempat terpencil.