Menggembel di Bandung

Kami memutuskan untuk ke Bandung setelah dari air terjun cibereum Cibodas. Keputusan itu diambil karena kami ingin jalan-jalan yang seru namun sudah bosan dengan daerah puncak dan sekitarnya. sebelumnya kami berniat ke bandung karena teman kami azhari ada tantenya tinggal di bandung namun sang tante sedang berada dijakarta. saya dan noviar sudah coba menanyakan hotel murah atau kos-kosan sehari di bandung namun tidak mendapatkan infonya. dengan pengetahuan yang kurang kami nekad ke bandung lalu ke kawah putih.

Setibanya di Bandung Akhirnya kami berhenti di mesjid raya. Setelah istirahat sebentar, kami makan malam didaerah jalan dalem kaum tak jauh letaknya dari mesjid raya bandung. karena toko-toko sudah banyak yang tutup akhirnya kami ke warung nasi goreng dan mie kocok bandung. makanannya biasa saja tak terlalu istimewa namun ternyata pada terkesima sama cewek-cewek bandung yang putih dan cantik. memang iya banyak sekali mungkin karena udara yang sejuk.

Kami ditawari oleh akang tukang parkir ingin menginap di mesjid, saya baru tahu kalau disini kita bisa menginap dan kesempatan itu kami pakai sebaik-baiknya karena kami tak tahu harus menginap dimana. ternyata colokan listrik di mesjid raya pun banyak sekali namun hanya ada satu tempat yang boleh entah kenapa. ketika didalam mesjid, teman saya rewel sekali membahas tentang rencana ke kawah putih, dia tidak sependapat dengan lainnya dan memilih untuk balik ke jakarta. memang dia di telpon terus sama orang tuanya untuk segera balik dan hal tersebut membuat kami berfikir dua kali untuk pergi ke kawah putih alasan lain karena jauh.

Ternyata kita menginap di mesjid itu bukan di dalamnya melainkan diluar mesjid. suasana dingin sangat terasa karena kami tidur di lantai mesjid yang berbahan marmer ditambah lagi hujan baru saja mengguyur bandung. disana banyak orang-orang juga menginap juga, perempuan maupun laki-laki. saya sempat ngobrol sama orang yang  lagi charger hpnya dia dari solo dan ke bandung karena ada seminar. jadi tak semua orang yang nginap di mesjid ini orang-orang yang tak punya rumah. baru pertama kali ini saya nginap ditempat seperti itu kesan pertama adalah takut hp hilang atau dompet karena tempatnya sangat terbuka orang apa saja bisa masuk untung bandung dingin jadi tak ada nyamuk disana.

Pukul 12 malam saya bangun dan tiba-tiba melihat orang yang sedang sholat di depan teman-teman saya yang sedang tidur saya pun sempat minggir orang itu masih saja sholat entah sholat apa lama sekali dan terus menerus. setelah semua bangun kami memutuskan untuk pulang ke jakarta, keputusan itu diambil atas kesepatakan kita semua. akhirnya kami pun balik dan meninggalkan bandung.

Ngebolang ke Cibodas

Cibodas adalah sebuah kawasan wisata di daerah puncak. disana ada gunung gede pangrango dan kebon raya cibodas. waktu itu kami memutuskan ke air terjun cibereum letaknya di kaki gunung gede pangrango. saya sendiri belum pernah kesana walau sudah pernah ke kebun raya cibodas.

waktu perjalanan sekitas tiga  jam dari jakarta dengan motor, touring kembali saya akhirnya. puncak tak sejauh anyer atau carita namun macetnya itu yang bikin orang bisa menempuh lebih lama dari pada ke anyer atau carita. beruntunglah saya berangkat malam hari situasi jalanan ramai namun sangat lancar.  banyak juga orang yang pergi ke puncak pada malam hari agar tak terkena macet pada siang-sore hari.

tempat menginap semalam di warung 

Setibanya sekitar pukul 4 pagi saya langsung menuju warung di sekitar cibodas untuk menikmati semangkuk indomie. makan indomie dikala dingin benar-benar sangat nikmat sekali. ternyata saya tak menginap di hotel atau villa tapi menginap di warung tersebut. saya baru tau ada satu ruangan kecil di belakang warung yang suka di gunakan oleh orang-orang yang berkenjung kesana, kita tidak perlu membayar juga tak apa-apa asal kita membeli sesuatu diwarung tersebut. ruangan tempat tidurnya pun lumayan lah untuk semalam walau tak ada kasur yang empuk dan bantal yang nyaman.

Pagi hari sekitar jam 8 pagi kami siap-siap menuju ke curug cilember. pagi itu dingin sekali, saya tak sempat makan maupun minum hanya berbekal se-plastik roti saja. masuk ke dalam kita dikenakan biaya sekitar Rp 6000an saya lupa lebih jelasnya. perjalanan untuk sampai ke curug cilember sekitar 1 jam itu perjalanan normal tanpa istirahat.

ketika masuk kita disuguhkan dengan tanjakan anak tangga yang tinggi menjulang keatas ribuan anak tangga kita harus naiki. super duper cape karena saya sudah lama tak berolahraga dan belum makan dan minum juga. sepanjang jalan kami banyak melakukan istirahat Apalagi dengan Azhari yang bertubuh super subur, dia banyak sekali istirahatnya membuat dia jauh tertinggal dari yang lain, akhirnya saya, shihab, dhani dan noviar setia menunggu dia dan membantunya berjalan diantara terjalnya tanjakan.

Curug Cilember

Setibanya di curug cilember kami disuguhkan pemandangan yang indah air terjun yang menjulang tinggi. ada dua air terjun ternyata di sana yang satu air terjun cilember yang satu entah apa namanya air terjunnya tak terlalu tinggi, namun kita bisa sekedar berendam kaki ataupun bermain air disana, saya pun sempat merendamkan kaki disana, airnya yang dingin begitu bikin saya menggigil kedinginan. Setelah berlama-lama disana kami pun balik.

Cape sekali rasanya harus balik dan menuruni ribuan anak tangga. satu jam lebih bahkan nyaris dua jam kami tiba di tempat loket pembelian tiket masuk kami langsung mencari makan dan ada ibu-ibu yang menawarkan nasi kuning yang nikmatnya subhanallah ditambah harganya sangat murah cuma Rp5000 kalah deh makanan eropa atau yang lainnya mungkin karena situasi lapar apa saja makanan jadi nikmat.

Sial Brown Canyon!

Sebenarnya Brown Canyon itu adalah Green Canyon (Cukang Taneuh) yang karena hujan warna hijaunya berganti warna jadi Coklat dan saya istilahkan saja menjadi saja Brown Canyon. Green Canyon terletak di Cijulang kira-kira 20KM dari Pangandaran. setibanya di Terminal Cijulang, masih 500 M lagi untuk sampai ke Green Canyon. kita bisa menggunakan angkot (kalau ada) dan ojek untuk sampai di Green Canyon. Ketika berada di terminal Cijulang ada tukang ojeg bilang kepada kami, “kalau sekarang mah green canyon jelek soalnya habis hujan mending ke batu karas aja” sedikit mengelutuk tukang ojeng yang lain bilang ” caina ge coklat (airnya juga coklat)“. karena memang rencana awal kami ingin ke green canyon akhirnya kami memutuskan ke green canyon bagaimanapun bentuknya. ketika dijalan dengan akang tukang ojek saya melihat sungai benar-benar berwarna coklat dan situasi saat itu sedang mendung. setibanya di Green Canyon kami memutuskan untuk makan siang baru memulai petualangan.
Namun sial menimpa kami, saat baru selesai makan hujan turun sangat derasnya. mau tidak mau kami harus menunggu hujan itu berhenti. setelah berhenti kami pun memulai pertualangan menuju ke dalam cukang taneuh. Sial-nya lagi kami tidak bisa melakukan Body Rafting disana padahal saya sempat tawar menawar dengan akangnya dan sudah sepakat dengan harganya.

Kami hanya berfoto-foto disana itupun tidak lama, kami diberi waktu sama akangnya 15 menit. tak mau menyiakan waktu kami langsung berfoto narsis bagaimanapun gayanya yang penting judulnya foto. tak banyak  orang yang ada disana kami hanya lihat beberapa orang namun mereka juga bukan pengunjung sepertinya.
Setelah bernarsis ria kami pun balik menuju dermaga. dan setibanya di dermaga tak ada satupun angkot maupun ojek disana!. pahit sekali memang hari itu sudah tak bisa menikmati body rafting mau pulang pun tak bisa. ditambah lagi kata akang disana bus yang ada di terminal Cijulang yang  menuju ke Ciamis tak beroperasi di atas jam 3sore. Bingung-bingung mau balik bagaimana kita bus tak ada tukang ojek pun tak ada. Beruntung  ternyata si Noviar sempat menyimpan nomor hp si akang tukang ojek yang di terminal. namun karena cuma dia yang ada akhirnya sang akang nyari temannya satu lagi untuk ngojek kami. Saya bilang ke dia untuk antar kami ke pangandaran tapi dia tak mau kesana karna banyak polisi disana ditambah lagi kita kan naik motornya bertiga dalam satu motor. Sang Akang akhirnya mengantar kami ke Tempat Bus Budiman yang akan menuju Ciamis, yasudahlah dari pada kita tidak bisa balik saya menyetujui saja usulan akang tadi. Setibanya di Tempat Bus Budiman ternyata bus itu berangkat pukul setengah 7 malam dan harga tiketnya lebih mahal ketimbang berangkat tadi. karena Bud Budiman tidak mengenal tarif pendek jadi kita membayar tarif menuju Bandung. Uang keluar begitu cepatnya tak terkendali, bagaimana mau disebut backpacker kalau begini. tapi yasudahlah dapat bus juga alhamdulillah yah.



Bumi Perkemahan Sukamantri

Ratalloz Pencinta Alam

Sukamantri adalah tempat wisata berkemah di daerah kabupaten bogor dan terletak di kaki gunung salak. letaknya tidak jauh dari kota bogor kira-kira 45menit dari stasiun kota bogor ke sukamantri via angkot (charteran).


Sedikit cerita, Kami berangkat dari stasiun Pasar Minggu dan pas sekali dengan jam pulang kantor. Kami harus menunggu satu jam di stasiun itu, harga tiket yang murah membuat kami naik kereta ekonomi yang tak ada acnya itu. berkali-kali lewat kereta listrik namun tak datang itu kereta ekonominya. sampai pada akhirnya datang, jreeeng penuhnya luar biasa.

Saya naik paling terakhir, sempat juga tak kebagian tempat, saya nyaris sekali tidak bisa masuk saat itu, beruntung orang-orang yang di pintu masuk kedalam dan saya bisa bergelantungan di pintu. Entah mengapa tiba-tiba saya tertarik kedalam dan saya sudah di tengah gerbong kereta, saya sendiri tidak bisa bergerak sama sekali, badan sata tertahan oleh banyaknya manusia di dalam sana.

saya hanya bisa kasian sama ibu-ibu atau mbak-mbak disana, bukan tidak mungkin terjadi pelecehan seksual disana. Suara atap bergemuruh, ternyata ada yang naik juga di atap kereta itu, haduh saya sudah membayangkan saja kalau sampai atapnya rubuh saya harus bagaimana ini. teringat dengan kejadian atap kereta rubuh di kebayoran lama.

Tiba-tiba teman saya tyo bilang bahwa hpnya hilang, cepat sekali copet itu benar-benar tidak bisa melihat mana copet atau orang beneran disana semua sama. setelah di cek berkali-kali akhirnya fix hilang. saya sendiri sudah mewanti-wanti hp hilang soalnya saya bawa hp ibu saya.

Setibanya di stasiun kami langsung mencharter angkot lalu tibalah di bawah pegunungan menuju Sukamantri. Di Sukamantri sendiri Banyak fasilitas yang kita bisa manfaatkan di sukamantri misal:musholla, toilet, air bersih, warung (tentunya musti beli), dan listri (hanya malam hari).

Dulu sewaktu ke sukamantri diwaktu sma lalu banyak monyet berkeliaran dan selalu menjarah barang-barang warung yang ada disana. dan jumlah monyet itu banyak suka bergelayutan dimana-mana namun sewaktu saya kesana lagi tidak ada satupun monyet berkeliaran. Entah karena hutan semakin menipis atau karena ditangkap oleh pemilik warung-warung. Banyak tanah landai di sana yang bisa dijadikan kemah lokasinya cukup luas dan terdapat air terjun mini disana serta hutan.

Apabila kita ke sukamantri maka kita akan melewati tanah yang sangat luas dan dijadikan ladang perkebunan serta tempat sapi perah yang katanya itu milik alm. soeharto. pemandangan di sukamantri sangat indah bila malam hari karena kita bisa melihat kota bogor dari atas pegunungan ditambah lagi udara yang dingin begitu terasa apalagi kalau sudah malam hari.

Bosan rasanya berada di atas gunung, tak ada yang bisa saya lakukan disana, memang sih ada air terjun disana namun airnya sedang kering, sempat juga berjalan-jalan sekitar hutan namun tak menemukan apa-apa malah nyasar lagi nanti.

Anjing di Sukamantri

Eh tiba-tiba kami menemukan seekor anjing disana. Anjing yang lucu, gemuk kecil dan sering kali bergaruk-garuk. Entah datang dari mana itu anjing ternyata dia tidur di tanah. saya sendiri kasian melihat anjing itu, masih kecil tak ada makanan, akhirnya saya memberikan sepotong sosis kepadanya, eh tiba-tiba hilman bilang “de, makanannya lu kasih anjing ya?”. dia tau banget saya kasih makanannya padahal saya tidak kasih tau.

Beruntung ada sang koki handal si hilman. Pagi itu dia memasak nasi uduk. nikmat sekali buatan dia, memang calon koki handal deh. Karena persediaan sudah benar-benar habis akhirnya kami pun membeli makanan di warung yang ada di sukamantri.

Saat itu tinggal kornet doang yang tersedia, masa kita makan kornet saja. Karena males memasak air akhirnya kami pun meminum air langsung dari gunung. Saya pun mau tidak mau minum kalau tidak bisa dehidrasi nanti. Tiap makan kami selalu beli di warung, sampai minumnya juga saya sudah cape minum air mentah disana malah banyak sekali air mateng.