Category Archives: Jawa barat
Menelusuri Jejak Peninggalan Sang Raja Galuh
Namanya situs astana gede atau berarti situs makam besar. Tempat yang sangat saklar bagi kabupaten ciamis, karena bila ulang tahun kabupaten ciamis biasanya diselenggarakan ditempat ini. Untuk mengunjunginya tidaklah sulit, bisa naik ojek dari alun-alun kawali, tapi untuk naik kendaraan pribadi ambil arah utara dari alun -alun. kalaupun nyasar, dijamin marsyarakat disana pasti tau yang namanya astana gede.
![]() |
prasasti dengan tulisan bahasa sunda kuno di seluruh bagian prasasti |
Prasasti pertama yaitu berbentuk seperti segi empat yang tidak beraturan, tulisan pada prasasti tersebut merupakan tulisan sunda kuno dan dari buku yang saya baca, kalau di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia artinya adalah : ” inilah tanda bekas beliau yang mulia prabu raja wastu yang memerintahkan di kota kawali yang memperindah keraton surawisesa yang membuat parit di seluruh ibu kota yang memakmurkan seluruh desa semoga ada penerus yang melaksanakan berbuat kebajikan agar lama jaya di dunia“.
![]() |
Prasasti Bentuknya menyerupai sandaran arca, segi lima tidak beraturan |
![]() |
Prasasti tapak kaki dan tangan |
![]() |
Prasasti tulisan aksara sunda kuno |
![]() |
Menhir pangeunteungan (tempat bercermin) |
Jika berjalan lebih jauh yaitu ujung dari pada astana gede, maka akan menemukan sebuah mata air bernama cikawali. kolam kecil yang merupakan sumber mata air yang tidak pernah kering sepanjang tahun, biarpun musim kemarau sekalipun. menurut cerita, cikawali merupakan tempat pemandian para raja galuh jaman dahulu. air yang berbentuk seperti kolam itu ternyata ada ikan-ikan kecil yang hidup disana. Ada yang berpendapat bahwa nama kawali berasal dari nama kolam kecil ini. Walau ada pendapat lain mengatakan bahwa kawali berasal dari nama kuali.
Baru sadar ternyata kampung halaman saya pernah menjadi ibukota dari kerajaan yang pernah menjadi musuhnya majapahit ini, yaitu kerajaan galuh dan juga menyimpan peninggalan yang luar biasa bersejarah. Selain itu banyak arti dan makna yang bisa dijadikan panutan untuk hidup dibalik tulisan menhir ataupun prasasti yang ada di astana gede. wisata memang ga harus jauh, mulailah dari kampung halaman sendiri 🙂
Danau dan Candi Cangkuang
Tak pernah saya mendengar ada candi di jawa barat. kebanyakan memang candi berpusat di jawa tengah, yogyakarta dan di jawa timur. namun tampaknya jawa barat pun mempunyai candi.
Namanya Candi Cangkuang, terletak dipinggir danau cangkuang. banyak orang mengira itu adanya di tengah danau, padahal tak ada pulau di danau itu. mungkin karena terletak di ujung danau dan bentuknya seperti pulau di tengah danau.
untuk mencapai lokasi danau cangkuang, anda bisa mencoba ojek atau dengan kuda. untuk menuju candinya, sebenarnya sih bisa pakai rakit, cuma karena saya sendirian, maka sang tukang ojek pun mengajak saya untuk pergi lewat pintu belakang menuju candi. memang sih lebih mahal lewat pintu belakang, 20.000 untuk pp, tapi saya bisa hemat 10.000 karena tidak naik rakit, namun konsekuensinya ga bisa merasakan naik rakit .
Ternyata saya melewati sebuah perkampungan, namanya kampung pulo. suasana beda sekali dari kampung pada umumnya. disana cuma ada 6 rumah dan satu musholla yang sangat kecil. rumahnya berbentuk rumah panggung, khas banget tatar sunda.
Denah Rumah Kampung Pulo |
Menurut cerita, mengapa rumah tersebut hanya ada 6 buah saja. Embah Dalem Arif Muhammad, Beliau adalah yang menyebarkan Agama Islam di kampung pulo. lalu beliau wafat dan beliau meninggalkan 6 orang anak wanita dan satu orang pria.
oleh karena itu, kampung pulo terdapat 6 buah rumah adat, jumlah dari rumah tersebut tidak boleh ditambah atau dikurangi serta yang berdiam di rumah tersebut tidak boleh lebih dari 6 kepala keluarga.
jika seorang anak sudah dewasa kemudian menikah maka paling lambat 2 minggu setelah itu harus meninggalkan rumah dan harus keluar dari lingkungan keenam rumah tersebut.
Saya pun masuk kelingkungan candi, dan diharuskan membayar sebesar Rp.3000. suasananya memang sepi sekali saat itu. candinya sendiri cukup kecil dan disampingnya terdapat makam Embah Dalem Arif Muhammad, yang katanya dihari-hari tertentu dilaksanakan ritual entah ritual apa.
Candi ini adalah candi hindu, karena dahulu kampung pulo beragama hindu. Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1966. disekitar candi terdapat bangunan unik beratapkan khas sunda, ternyata itu adalah museum.
ternyata didalamnya tersimpan ayat-ayat suci alquran. tidak ada peninggalan hindu disana, tapi untuk upacara ritual hindu sendiri masih tetap dilakukan pada hari-hari tertentu.
yang menarik ada dua buah foto didalam museum itu yang menampilkan foto penampakan wajah orang dan ular. serem sendiri melihatnya, mana saya tadi sendirian foto-foto candinya lagi. beruntung setelah saya lihat-lihat tidak ada penampakan di foto-foto yang saya ambil.
keluar dari halaman candi, tiba-tiba penjaga yang biasa meminta uang setiap akan masuk candi hilang. jadi bisa dibilang saya adalah orang terakhir yang kecandi itu. lalu karena penasaran dengan danaunya saya pun muter-muter ga jelas disekitar candi. sempat nyasar pula ke makam umum yang ada di sekitar candi.
Suasananya benar-benar seperti di lukisan |
Akhirnya saya bisa melihat danaunya juga. fiuh, sepi juga ternyata danaunya. terdapat dua rakit disana, ketika saya sampai sana, tukang rakitnya pun mengajak saya untuk ikut, namun karna saya sudah terikat kontrak dengan tukang ojek ga jadi naik rakit. dan rakit yang satunya lagi pun pergi beberapa menit setelah itu.
Dikesepian, sendiri dipinggiran danau, tiba-tiba ada orang yang menyandarkan rakitnya dipinggir danau, beruntung yang punya rakit pergi entah kemana. Akhirnya kesampaian juga naik rakit tanpa harus membayar. walau danaunya sedikit dangkal, tapi itu tak mempengaruhi pemandangan yang ada disana.
sumber kampung pulo :
Pariwisata Garut
Ada Onsen di Garut
Onsen merupakan istilah bahasa Jepang untuk sumber air panas dan tempat mandi berendam dengan air panas yang keluar dari perut bumi. Namun Onsen yang dimaksud yaitu Cipanas yang terletak di Garut. Sebuah daerah yang kaya akan panas buminya.
Akses kesini pun dibilang sangat mudah. Cipanas terletak sebelum kota garut. Banyak angkutan umum menuju kesini. di cipanas sendiri banyak sekali resort atau hotel selain untuk penginapan, ternyata menawarkan kolam air panas. namun karena ala backpacker, saya lebih tertarik mencoba diujung cipanas itu.
Namanya Cipanas Indah. biaya masuknya cukup murah, hanya 8000 rupiah. disana juga ada kamar rendam pribadi untuk diri sendiri. Bagi yang tinggal di bandung, tentu dekat sekali kesini, cukup dengan 1 jam dari cileunyi menuju ke sini, dengan catatan tidak macet.
![]() |
Sepi sekali orang yang berenang disana |
![]() |
Pintu masuk cipanas indah |
Pengalaman Pertama Solo Trip
Ga pernah terbayangkan sama saya bakal jalan sendirian atau disebut solo trip. Itu terjadi manakala ga ada satupun teman saya yang bisa diajakin jalan. Benar-benar ga ada yang sehati sama saya hiks hiks.
Sebenarnya saya juga ga suka nyusahin teman saya gara-gara saya ajakin jalan. Banyak teman saya mengeluh karena duit mereka habis gara-gara jalan. saya jadi merasa bersalah mengajak mereka.
Emang sih ga jauh-jauh banget, cuma ke garut dan saya stay di jatinangor. Ke garut pun cuma seharian aja. Tapi begitu berarti banget buat saya, karena ini pertama kalinya saya jalan sendirian.
Selama ini saya hanya menunggu teman – teman saya yang bisa jalan. mereka yang merencanakan, saya sih iya aja apapun keputusannya. kalaupun gagal jalan, saya hanya bisa pasrah dan menganggap masih ada hari esok untuk jalan.
Jujur saya itu orangnya pemalu, jarang ngomong sama orang baru, apalagi nanya sama orang. makanya kalau jalan sama teman saya, mereka saja yang bertanya dan saya sih ikut-ikut aja. Namun semua itu buyar ketika saya jalan sendirian. mau ga mau ngobrol sama orang, ataupun bertanya kesana-kesini. kalau enggak bertanya nanti malah nyasar.
Sisi baiknya untuk saya adalah, melatih kemandirian, keberanian saya dalam bertindak dan menjadwal perjalanan dengan baik. Menurut saya, solo trip itu lebih menikmati perjalanan dari perjalanan itu sendiri. berbeda ketika saya jalan sama teman. lebih seru-seruan sama teman dan tidak terlalu menikmati perjalanan.
mungkin dalam solo trip, emang susah berfoto untuk koleksi pribadi. mana waktu saya di danau cangkuang, saya benar-benar sendirian, ga ada orang sama sekali, mau ga mau saya musti pintar-pintar naro kamera buat foto.
Ibarat perjalanan ke garut adalah latihan, saya pun berniat untuk melakukan perjalanan sendirian lagi, mungkin yang lebih jauh dan lebih menantang. Solo trip itu bikin ketagihan bagi orang yang menikmati solo trip itu sendiri.